Skip to main content

Posts

Reflection Journal 74: Living in the Present

Photo by Anna Tarazevich I really didn't know myself at that time. When I got the invitation, my first thought was, I can't do both at the same time. So, I chose to let one go.  Then, I made a decision. One so reckless that it made my manager angry with me. When she asked to discuss it again, she eventually uncovered something I had been hiding, something even I didn't fully understand.  I cried in front of her. I poured out all of my fears about the future. The fears that might never even happen. She just listened. She understood the reasons behind my decision, reasons I counld't even put it into words before.  Afterward, my friend told me, "You live in the future." She was right. I was overthinking things that weren't even certain. She had been in my position before, so she understood me deeply. She reminded me  to live in the present. Not in the past. Not in the future.  She said that I was putting everything on my plate at once. And that's way I ...

Reflection Journal 73: I know

Photo by Wendelin Jacober I know. I know what I feel.  I was angry when reality slapped me again. When he said that we would never meet in real life. Because for him,  the problem is our financial situation, our distance, and how hard everything would be. Yes, he is a realistic person. Very different from me. I'm a dreamer. Maybe last week, I enjoyed sharing everything with him over the phone. I still remember when he told me for the first time that he was comfortable with me. He even said that I was part of his private life, something he never shares with others. We talked for almost two hours. But, tonight. I don't know why. Our conversation shifted to us, about the future. I asked him again, "Is it okay if I'm with someone else?" And he said, "Yes." We know, we hurt each other. We know, we need each other to support. But again, reality reminded us that wanting something and making it happen are two different things.  I do understand all of that. But d...

Refleksi Catatan 72: How Was Your Week?

Photo by Markus Winkler How was your week? Sebuah kalimat sederhana yang sering banget jadi pembuka keran cerita. Kalimat yang pada akhirnya membuat aku flashback ke satu minggu kebelakang. Kalimat yang bikin aku akhirnya cerita ngaler ngidul, dari mulai hal yang bikin bahagia sampe ke hal yang bikin aku kesel setengah mati, nangis, habis itu refleksi sambil ngusapin diri sendiri dan bilang, " It's ok. You handled it well. You got through it." Kalimat yang selalu aku nantikan kalau lagi telfonan sama dia hehee. Sesederhana itu, tapi hangatnya luar biasa. So, talking about this week... Anxiety and overthinking aku kambuh lagi. Tiba-tiba datang, kayak tamu gak diundang. Semuanya berawal pada saat aku harus menghadapi kelas baru dengan materi yang belum pernah aku ajarkan sebelumnya. Stress? Oo tentu saja. Seperti biasa, instead of doing,  aku malah mikir panjang. Buku udah ada di tangan, raga udah duduk rapi di kursi dan siap mengeksekusi ide-ide yang ada,  eh si jiwa yang ...

Relfeksi Catatan 71: Birthday Reflection

Photo by Photo By: Kaboompics.com On July 26th, I turned 28. It was a beautiful day – for the first time in my life, my friends celebrated and prayed for me. As you may know, I’ve never been someone who makes a big deal out of birthdays;  I’ve always chosen to keep it simple and personal. It’s not about the celebration itself. I’ve always preferred to spend my birthday reflecting on what I’ve learned over the past 365 days. A lot has changed in my life this year. I unexpectedly left a job I loved and decided to move back to my hometown to live with my parents. I focused on getting to know myself better, deepened my connection with family, and made many new friends. During this time, I experienced a lot of contradictions – moments of light and moments of darkness and doubt. As I grow older, it feels like the years go by faster. It’s a little depressing, but it’s true. I often ask myself: What is my purpose in life? Am I truly living the life I want? What really matters to me? Am ...

Refleksi Catatan 70: Tentang Konsekuensi yang Sering Dilupakan

Photo by Franklin Peña Gutierrez Pulang ke kampung halaman, akhirnya membawaku bertemu dengan teman-teman lama. Obrolan pun mengalir, mulai dari nostalgia masa lalu, aktivitas yang sedang dijalani, hingga rencana-rencana hidup selanjutnya. Tak ketinggalan juga, membahas pertanyaan-pertanyaan "klasik" dari masyarakat yang membuat kita mengumpat sekaligus tertawa karena saking udah seringya ditanya hal yang sama. Obrolan malam itu berakhir di pukul 11. Banyak hal disampaikan yang pada akhirnya membuat aku diam-diam merenung. Aku kembali diingatkan bahwa setiap pekerjaan yang kita pilih dan yang kita tekuni pasti akan selalu ada tantangannya tersendiri. Kita gak bisa membandingkan satu dengan yang lainnya. Kita hanya bisa memilih, lalu menerima segala kosekuensinya dengan sadar. Karena kita gak bisa hanya  mengambil enaknya doang. Gak bisa. Kalau memilih, ya harus siap dengan semua isi paketnya: baik dan buruknya. Keesokan harinya, aku bertemu dengan sahabat kecilku. Sahabat dar...

Refleksi Catatan 69: Mimpi yang Berbicara

Photo by Kinga Longa Siang ini entah kenapa aku merasa sangat mengantuk. Tubuhku seolah meminta waktu istiriahat yang lebih panjang dari biasanya. Aku pun memutuskan untuk tidur siang. Awalnya aku terbangun di 30 menit pertama, namun karena rasa kantuk yang masih menyelimuti, aku kembali memejamkam mata.  Tapi, tidur keduaku malah membawaku ke sebuah mimpi yang aneh, penuh kecemasan, dan membuatku terbangun dengan jantung berdebar keras. Dalam mimpi itu, aku tertinggal kereta. Rasanya seperti menggambarkan bahwa aku terlambat dari sesuatu hal yang menjadi standar masyarakat pada umumnya. Lalu entah bagaimana, aku malah terdampar di sebuah rumah sakit yang mengharuskan aku menjalani pemeriksaan di sana. Ketika pulang, aku lupa membawa barang yang diberikan oleh pihak rumah sakit yang mengharuskan aku untuk kembali ke ruang tersebut.  Di sinilah mimpi mulai terasa aneh. Aku mencoba mengingat lift mana yang aku pakai dan juga lantai berapa tempat aku berobat tadi. Setelah aku yak...

Memeluk dan Memaafkan Diri Sendiri

Photo by Tim Mossholder Hi, bagaimana kabarnya?   Capek ya? Kamu masih harus mengejar banyak ketertinggalan kamu akhir-akhir ini. Tapi rasanya kenapa bisa lumayan lebih legowo ya? Kadang aku berpikir, apakah mengajar itu ingin aku? Apakah mengajar itu hal yang aku suka? Tapi aku ingat satu hal, manajerku pernah bilang bahwa satu tahun pertama pasti akan terasa berat dan itu wajar. Aku saat ini harus banyak mengulang materi-materi yang dulu pernah aku pelajari. Hanya saja perasaan aku entah mengapa ya tetap aja semangat. Aku mau melalui ini semua.     Aku hanya ingin berbagi apa yang aku fahami. Bukan untuk menjadi guru yang sempurna. Gak apa-apa banget. Soalnya kalau di otaknya kamu harus jadi sempurna, gak ada yang sempurna mau bagaimanapun juga.     Ihat. Belajar memaafkan diri sendiri ya. Kamu udah terlalu keras sama diri kamu sendiri. Kamu lupa kalau kamu gak ngasih jeda dan juga nafas untuk diri kamu sendiri. Apa yang mau dikejar, Hat? Capek. Sekemampuan ka...

Refleksi Catatan 68: Lingkungan Baru dan Perasaan Ragu

Photo by Anurag Jamwal Memulai kembali di tempat baru tentu tidak mudah. Meski gak switch career, tetap aja pindah ke tempat baru menuntut kamu mau tidak mau harus beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Ada perasaan yang berbeda saat ini. Tidak seperti dulu, aku merasa tidak se-excited biasanya saat mendapatkan pekerjaan baru.  Saat ini, entah mengapa aku tidak mau show off. Aku hanya ingin diam dulu. Mengamati, banyak belajar, dan juga lebih banyak mendengarkan. Bukan karena enggak semangat sih, tapi seperti ada sesuatu hal yang berubah dalam diriku, entah itu karena kelelahan, kehati-hatian atau mungkin keraguan yang belum selesai.  Di satu sisi, aku memang sedang memilih untuk  low profile.  Tapi di sisi lain, aku juga menyadari bahwa saat ini aku semakin sering merendahkan diri sendiri. Bukan karena sekadar ingin menahan diri untuk tidak menonjol, tapi entah mengapa perasaan  I'm not good enough, I'm not enough, and I care too much about what others ...

Refleksi Catatan 67: I'm Still His Little Girl

Photo by Anna Shvets If someone asked me, "What are your favourite childhood memories? Why do they stand out to you?" ( sageandbloom.co) , I'd say it's the time when my father used to ride me on his bicycle.  I truly love this moment and it has always stayed with me.  As the first daughter, I'm the only one who has this memory. Only me. My father used to take me to school on his bicycle. I remember one night, my father took me for a ride around the city on his bicycle. I wore a jacket because the weather was so cold, and I held the bike seat tightly because I was afraid of falling. Now, after resigning from my job in Bandung and returning to my hometown, I got to feel that again. Today was my first day at a new company and my father was so excited to take me there on his motorcycle (now my father uses a motorcycle, after selling the bicycle when I was in fifth grade), I felt like his little girl all over again.  What made me want to cry was realizing that he's...

Refleksi Catatan 66: Perjalanan Penuh Drama, tapi Penuh Makna

Photo by el jusuf Seharian lelah karena banyak menangis di hari terakhir bekerja. Belum lagi ada jadwal photo studio dan makan-makan bareng bersama anak-anak di sore hari. Malamnya aku sudah menjadwalkan untuk langsung pulang ke kampung halaman, mengingat sebelum aku masuk ke tempat kerja baru, barang-barang yang masih berantakan di rumah harus dibereskan terlebih dahulu. Selain ingin menata ulang hidupku lagi, tak lupa aku pun ingin menata kamarku di rumah agar aku bisa nyaman belajar, menulis, dan berkarya.   Kadang, kepindahan fisik hanyalah simbol dari keinginan untuk menata ulang diri. Seperti kamar yang ingin aku rapikan, aku pun ingin menata ulang isi kepala dan hati yang selama ini penuh sesak. Hehee. Di hari itu juga handphone ku mati, tak bisa digunakan dan harus diservis. Maka yang bisa aku andalkan adalah dengan menggunakan Ipad, itupun harus menggunakan WiFi. Alhamdulillahnya, sebelum aku pulang, adikku ke kosan dulu untuk mengambil makanan. Keretaku dijadwalkan akan b...