Book Insight #5: 3 Things I Learned from Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya

doc. pribadi


Identitas Buku

Judul: Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya
Penulis: dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ
Tahun Terbit: Cetakan kedepalan, Juli 2025
Penerbit: PT Gramedia, Jakarta

Blurb

Jawab dengan cepat: Seandainya terlahir kembali di kehidupan berikutnya, kamu ingin menjadi apa? Berikut beberapa jawaban unik yang pernah kudengar baik dalam ruang praktik maupun ketika ngobrol santai dengan teman-teman:

"Aku ingin menjadi ubur-ubur, melayang bebas tanpa tekanan atasan dan ekspektasi sosial,"

"Aku ingin menjadi pohon pinus, karena tinggi dan keren."

"Aku ingin menjadi ikan mas koki. Katanya memorinya cuma bertahan lima detik, jadi aku tidak akan overthinking."

Suatu hari, seorang pasien perempuan mengatakan bahwa ia ingin terlahir kembali menjadi bunga matahari. Terdengar sangat indah, ya? Tapi, di sesi berikutnya, dia merevisi pendapatnya. "Aku ingin menjadi pohon semangka di kehidupa berikutnya." Kehidupan seperti apa yang dia alami sampai berpikir lebih baik menjadi pohon semangka?

Ini adalah buku tentang kekecewaan, penyesalan, dan ketidaksempuranaan. Buku ini cocok untuk kalian yang sering dituduh kurang bersyukur, yang suka duduk di kursi minimarket di akhir hari, yang ingin belajar menanam bunga matahari, dan tentunya yang masih mencari arti dari kata kebahagiaan. 

Tiga Insight Utama

1. Kita bisa mati kapan saja. Bukankah sangat rugi bila kita mati, hal terakhir yang ada dalam pikiran kita adalah hal negatif? Apalagi pikiran negatif itu adalah tentang seseorang yang sungguh tidak penting dalam hidup kita! (p. 5)
2. Kadang memang kita perlu belajar untuk menjadi orang jahat dalam cerita orang lain. Bukan tugasmu untuk membuat mereka senang dengan keberadaaanmu. Tugas mereka adalah untuk membecimu dan menyebarkan berita buruk tentangmu. Tugasmu adalah untuk membuktikan pada orang-orang lain, terutama yang masih netral, bahwa kamu tidak seperti itu. (p. 40)
3. Menginginkan sesuatu membuatmu bergerak dan memperjuangkannya. Tapi, kita juga perlu sadar bahwa hasrat itu tidak sempurna dan tidak menetap. Ada saatnya perasaan itu begitu kuat dan kita sangat menginginkannya, seolah bila mendapatkannya, maka hidup kita akan sempurna. Di saat lain, ada waktunya perasaan tersebut akan meluruh, berganti menjadi perasaan lain. (p. 188)

Refleksi Pribadi

Banyak tulisan dalam buku ini menyadarkanku bahwa sebagai manusia, kita tidak pernah benar-benar lepas dari kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna. Dan pada kenyataannya, kita juga tidak sepenting itu dalam hidup orang lain, sehingga kita bisa lebih fokus pada apa yang ingin dan perlu kita lakukan.

Sebagai manusia, kita tidak akan pernah bisa membuat semua orang bahagia. Akan selalu ada yang menjadikan kita tokoh jahat dalam cerita versinya sendiri. Semua kembali pada sudut pandang. Dan tugas kita hanyalah tetap melakukan kebaikan, meski kebaikan itu tidak selalu dipandang baik oleh orang lain.

Hal lain yang membuatku menyukai buku ini adalah caranya mengajak pembaca untuk lebih memperhatikan sekitar, memperlambat ritme hidup, dan benar-benar hadir. Sebab ternyata, hal-hal kecil yang selama ini kita lewati begitu saja bisa menumbuhkan rasa syukur yang luar biasa.

Penutup

Mungkin, keinginan untuk menjadi pohon semangka bukan tentang ingin kabur dari hidup, melainkan tentang lelah menjadi manusia yang terus dituntut untuk kuat, sempurna, dan selalu tahu jawabannya.

Buku ini mengajakku berdamai dengan kenyataan bahwa hidup memang tidak selalu indah, dan itu tidak apa-apa. Bahwa kecewa, menyesal, dan merasa tidak cukup bukanlah tanda gagal, melainkan bagian dari proses menjadi manusia.

Dan setelah menutup buku ini, aku pulang dengan satu pengingat sederhana: tidak semua hari harus luar biasa. Kadang, bertahan saja sudah cukup. Kadang, duduk diam, menarik napas, dan mensyukuri hal-hal kecil di sekitar kita adalah bentuk kebahagiaan yang paling jujur.

Post a Comment

Letters to Myself | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi