Hi Solihat

Let me share with you here

  • Home
  • Contact

 


#007 DDL-Putih Abu

09 April 2013

 

Hai diary! Jadi tadi itu pelajaran Bahasa Indonesia dan kita ditest satu orang satu orang buat maju ke depan kelas buat jadi reporter atau enggak pembaca berita. Tau gak? Pas giliran aku yang maju ke depan suasana kelas mendadak hening yang asalnya itu kacau parah berisiknya kayak di pasar. Pas aku udah beres tampil, semua teman-teman satu kelas memberikan aku tepuk tangan yang meriah. Makasih yaa! 😊 udah tampil dan guru aku langsung minta aku buat tunjuk temen aku yang lain buat maju ke depan untuk tampil. Tau gak aku milih siapa? Ya aku pilih Farhan. Aku langsung nunjuk dia dan membuat seisi kelas menjadi heboh kembali. Tau gimana reaksinya Farhan begitu aku pilih? Hahahaa. Dia jadi salting gitu, gemes gak sih?

 

Lia

 


#006 DDL-Putih Abu

06 April 2013

 

Hai diary! Tadi di kelas, biasa lah ya perang, ribut sama Angga. Capek -___-

Mau cerita apalagi ya? Kayaknya udah deh gak ada hal menarik buat diceritain lagi hari ini.

 

Lia


 


#005 DDL-Putih Abu

30 Maret 2013

 

Hai diary!

Tadi di kelas? Hualaahh… tiada hari tanpa ribut sama Angga! Musuh di kelas tuh! Parah banget hari ini. Biasanya kan cuma kejar-kejaran doang. Udah. Lah tadi? Berkelanjutan. Ketika teman-teman yang lain sudah mulai meninggalkan kelas lantaran bel pulang sudah berbunyi. Seperti biasa dia membuat aku kesel banget sampai kemudian aku mukul badan dia pake tas aku yang berat, eh dia malah mau balas ulah aku itu dengan menggunakan tas dia. Buru-buru aku mengenakan tas aku lagi dan berlari menjauhi dia. Kemudian temen aku, Nani yang sedang piket kelas dengan polosnya malah mainin kemoceng ke wajahnya Angga yang membuat Angga kesal dan langsung merebut kemoceng dari tangan Nani. Aku menjulurkan lidah ketika dia berada di barisan bangku paling belakang kelas sementara aku sudah ada berada di depan papan tulis. Tak lama dia mengejar aku dan aku langsung lari melewati jalan barisan bangku tengah. Sayangnya, dia berhasil menangkap tasku dan menarik aku kebelakang membuat aku sedikit terjengkang dan dengan jailnya dia malah memainkan bulu kemoceng itu ke wajahku! Aku langsung memberikan perlawanan berupa menutup wajahku dengan menggunakan kedua lenganku.


“Iih Angga jorok! Lepasin!” teriakku.


“Nih rasain nih bulu kemoceng paling bersih di kelas. Hahahaa!”


“Angga lepasss!!” teriak aku lebih kencang membuat beberapa teman aku yang masih tersisa di kelas yang sedang piket langsung menoleh ke arah kami berdua. Tanpa berlama-lama lagi, dia melepaskan cengkaraman tangannya dari tas aku dan aku langsung berlari menuju pintu kelas. Lalu berbalik dan kembali menjulurkan lidah ke arahnya. Dia langsung hendak berlari mengejarku kembali dan aku langsung berlari meninggalkan kelas.


Ampun kelakuan dia. Huhuuu!

 

Lia

 

 

 



#004 DDL-Putih Abu

16 Maret 2013

 

Hai diary!


Aku rasa hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan untuk aku. Dan entah mengapa, aku sangat menikmati itu.


Hari tadi di kelas aku bisa tertawa lepas, sialnya si Angga malah protes! Tau gak? Dia malah marah-marah ke aku. Ya aku gak terima lah. Adu mulut pun terjadi. Capek tahu ngeladenin dia, tapi rame. Hahahaa!


Terus tiba-tiba dia ambil spidol gitu kan, dia nulis di papan tulis,


Lia aku di sini


Aku mengerutkan kening begitu dia selesai menulis kalimat itu,


“Lia, lia. Lihat! Lihat aku di sini!” kataku sewot setelah aku sadar bahwa itu ternyata potongan lirik lagu yang kemudian aku akhiri dengan menyanyikan bait pertama lagu itu, lagunya Rama-Bertahan, band favoritnya dia.


Dia hanya tersenyum ke arahku lalu keluar dari kelas dan aku membuntutinya dengan tatapan kesal.


Gak tahu sih bawaannya kesel mulu liat tu orang. Euh!

 

Lia

 



#003 DDL-Putih Abu

14 Maret 2013

 

Dear diary,


Kalau ada lagu Dia-Sammy Simorangkir kenapa harus inget sama Farhan? Terus akhir-akhir ini, temen-temen aku juga sering bilang kalau Farhan tuh kadang suka liatin aku. Tapi aku sih masa bodo lah ya. Tuh kan ada lagu Sammy Simorangkir-Dia ☹ Emang iya sih, aku sering ngedapetin mata dia yang lagi liat ke arah aku. Tapi ya aku berusaha buat cubek alias cuek bebek.


Tadi kan pas pulang sekolah tuh hujannya, alhasil aku dipinjemin payung sama temen aku, Indah. Sayangnya payungnya gak bisa nutup, tapi ya udah deh dari pada aku pulangnya kehujanan ya aku terima aja tawaran payung rusaknya dia. Alhasil pas aku mau naik angkot, itu payung gak bisa diajak kompromi. Jadinya payungnya dipegangin sama Mamang kenek angkot. Pengen ketawa sih jadinya. :D


Udahlah hujan ya, eh angkotnya ada lagunya. Hujan masih turun deras, tiba-tiba…


Sammy Simorangkir-Dia!


Tuhan…


Lagu ini ☹

 

Tuhan sebenarnya aku itu suka gak sih sama Farhan? Aneh sumpah -___-

 

Lia

 



#002 DDL-Putih Abu

29 Januari 2013

 

Hai diary! Maaf nih udah beberapa hari gak nulis.


Hm.. kemarin pas udah jam istirahat, aku nanya ke Farhan tentang Maths. Secara dia kan jago banget di Maths. Beda banget sama aku yang rapor kemarin aja nilainya di bawah KKM :’(. Alhasil ya beginilah aku harus mengerjakan beberapa tugas dari LKS untuk menambal nilai aku semester kemarin.


“Apa ini?” Tanya dia sambil membulati sebuah tulisan I Hate Maths di halaman yang dia buka secara acak itu. Sementara itu aku cuma nyengir sambil bilang dalam hati, sekarang udah enggak kok. Soalnya gara-gara…” Disensor aja ya deh kalimatnya. Hehehee.


Pas pelajaran Maths berlangsung kenapa ya Farhan nanya mulu ke Tiyas? Tapi emang sih, Tiyas juga lumayan pinter dibanding aku jadi ya mana mungkin kan dia nanya sama aku perihal Maths? Aku aja minta bantuan ke dia. Tapi gak tahu kenapa… Aku cemburu lho! Gak biasanya aku punya perasaan itu sama dia.

 

Tuhan kenapa sih aku jadi kayak gini?


Kenapa rasa ini hadir disaat aku tidak mengharapkannya?


Tuhan kenapa aku harus jatuh pada hatinya?


Dan entah mengapa Tuhan, semenjak aku menyukainya, disaat itu pula aku mulai peduli dengan Maths. Tuhan… kenapa semuanya jadi begini?


Bingung… bimbang… semuanya terasa hambar.

 


Lia




 


#001 DDL-Putih Abu

24 Januari 2013

 

Hai diary! Tadi pas jam olahraga nyebelinnya. Huhuuh!


Gini, tadi itu olahraganya bagian lari. Jadi dibagi dua lah, cowok-cowok, terus cewek-cewek. Pas cowok yang lari, nah dihitung berapa kali balikannya sama cewek begitupun sebaliknya. Setelah pemanasan itulah kita semua membuat barisan sebanyak dua banjar. Dalam hati aku berharap banget bisa ngitung larinya Farhan! Secara aku kan ya gitu, diam-diam suka sama dia hihiii.


Dimulailah guru olahraga aku, Pak Yusuf menghitung kami semua. Dan saat hitungan itu jatuh ke arahku,


“Nah, kamu ngitung larinya Angga.” Kata Pak Yusuf membuat Angga langsung menoleh ke arahku.


“Hah?! Ih..” ucapku sebal tak terima.


“Yah, Pak! Kok sama dia sih? Heuh, musuh!” jawab Angga dengan ekspresi sama sebalnya. Sayangnya protes aku dan dia tidak digubris oleh Pak Yusuf.


Cewek-cewek pun mulai berjalan ke pinggir, termasuk aku sambil manyun karena tak terima. Sementara itu pas aku lihat ke arah Farhan, dia hanya tersenyum.


Beginilah teriakan-teriakan ketika harus menghitung lari Angga: musuh bebuyutan!


“Heh! Cepetan larinya! Delapan!”


“Berisik lu! Ngitung aja kali!”


“Heh! Yang lain udah beres. Boyot amat sih laki!”


“Mulut lo berisiknya kebangetan ya!”


Lalu pas giliran aku yang lari. Sebenarnya sama aja sih. Aku juga boyot larinya.


“Heh cepetan larinya!”


“Berisik ngomel mulu!”


“Banyakan makan sih lu, jadi larinya lama hahahahaaa!” Tawa khasnya yang terdengar sampai ujung lapangan, membuat aku pengen banget nimpuk jidat dia pake sepatu aku.


“Sama-sama boyot ternyata, makannya jangan sok jago!” ucap dia lagi begitu aku melintasinya. Udah pengen dimasukin cabe tuh ke mulutnya. Gila keseelll!!!!

 


Nah tadi pas pelajaran IPA, kan bagian presentasi. Yes! Dari kelompok 1, ternyata aku yang nilainya paling tinggi. Kata Devi sama Nina katanya pas aku lagi presentasi, Farhan tuh gak henti-hentinya menyimak. Masa iya sih? Sejujurnya aku tadi grogi, bukan grogi karena teman-teman, tapi grogi karena dia.



Amalia yang sukanya dipanggil Lia


 

Aku kira aku sudah benar-benar lupa. Aku kira semua sudah usai. Nyatanya tiap kali berjumpa ataupun berpapasan, perasaan itu kerap kali datang. Entah berwujud benci yang aku sendiri ingin menghilang acap kali pertemuan itu datang. Atau mungkin berwujud debaran yang harus ku redam sekuat mungkin, agar kamu tak bisa membaca radarku.

Sadar bahwa ini ternyata ini belum berakhir dan aku harus kembali bermain peran. Seolah aku tak memiliki perasaan itu. Namun ternyata sulit bukan?

Rasanya ingin berlari jauh saat berada pada satu ruangan yang sama. Rasanya bingung harus berkata apa saat berpapasan.
Untuk aku yang saat ini sudah tak lagi mengharapkanmu. Sudah tak lagi mendoakanmu. Sudah menghapusmu dari kisah harian yang biasa aku tulis di lembaran-lembaran kertas.

Aku benci saat semesta seolah sengaja sering mempertemukan. Saat aku lengah, lupa tentangmu. Maka saat itu pula kamu hadir dan membuat hatiku kembali berkata lain.

Kembali lagi dipendam dan membiarkan perasaaan yang ada.

Kalaupun harus kembali patah ya tak apa. Nikmati saja tangisannya semoga ada ejaan-ejaan yang bisa ku susun rapih.
Kalaupun berakhir baik. Mungkin kamu adalah hadiah terbaik yang Tuhan kirim untuk aku.

Ingin berbicara sejujurnya padamu, tapi aku memilih untuk bisu.
Biarkan takdir yang menemukan jalannya sendiri.

Aku hanya sedang belajar mencintai diriku sendiri. Membuang semua prasangka-prasangka buruk dan menikmati setiap kehadiran yang datang dalam hidupku.

Terima kasih telah mengizinkanku jatuh cinta padamu. Meski kemungkinan kembali patah akan selalu menjadi jawaban yang pasti.

Terima kasih wahai diri untuk bisa menahan ego. Terima kasih karena telah menerima perasaan ini tanpa perlu merasa menjadi beban.

Kalaupun tak menjadi nyata di kehidupan yang fana ini, semoga bisa menjelma menjadi kisah abadi dalam aksara yang ku rangkai meski dengan tertatih.

Tuhan. Aku terima segala konsekuensi atas apa yang telah Engkau hadirkan padaku.

Jikalau dia memang tak pernah ada di ujung penantian ini mohon beri petunjuk dan juga arahanmu agar aku tak kembali tersesat.

 Love,
Ihat


 

Ngabuburit ke kekuburan? Ngapain?

Beberapa teman-teman aku di media sosial memberikan komentar kurang lebih seperti itu saat aku mem­­-post ­foto-foto hasil walking tour ke Ereveld Pandu. Jawabanku ya, why not? I got many stories here.

Sabtu, 15 April 2023 lalu aku berkesempatan untuk bisa kembali mengikuti walking tour with CeritaBandung.id dengan rute perjalanan “Senja di Ereveld Pandu.” Waw! Salah satu destinasi yang aku tunggu selama ini! Jadi ada hikmahnya juga ya kebagian tiket kereta malam, siangnya bisa jalan-jalan dulu yey!

Yang pertama kali terlintas di benak sebelum mengikuti rute kali ini adalah aku berfikir untuk bisa mengambil foto terbaik di makam yang tersusun rapi dan cantik ini. Unfortunately, fikiran itu mendadak musnah begitu mengikuti langsung rute perjalanan ini. Bukan karena suasana “kuburan” yang orang-orang pasti tebak menyeramkan; tidak. Tapi setelah mendengarkan sejarah dari tour guidenya membuat kami sebagai peserta tour harus bisa saling respect satu sama lain.

Firstly, di rute kali ini kami gak diajak langsung menuju Ereveld Pandu, tapi kami diajak untuk mengunjungi makam-makam para tokoh sejarah yang berada di TPU Pandu. Dimulai dari makamnya Raymond Kenndy, seorang professor antropologi dari Yale University yang sampai saat ini kasus pembunuhannya belum terungkap, kemudian kami juga diajak mengunjungi makam Alexius Impurung Mendur, seorang fotografer yang mengabadikan peristiwa detik-detik proklamasi kemerdekaan RI. Ada juga makam Prof. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker yang merupakan seorang arsitek, dosen ITB, dan juga guru Ir. Soekarno. Beberapa karya beliau salah satunya adalah Villa Isola yang berada di  Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.


doc. pribadi

Selain itu ada juga makam keluarga Ursone yang merupakan warga asal Italia, yang kemudian menetap tinggal di Bandung tepatnya di daerah Lembang dan memiliki usaha berupa perternakan susu sapi. Selain itu, mereka juga memberikan tanahnya secara cuma-cuma untuk pendirian Observatorium Bosccha lho! Gimana keren kan?

doc. pribadi

Barulah terakhir kami mengunjungi Ereveld Pandu, sebuah kompleks pemakaman yang dikelola oleh Yayasan pemakaman Belanda, yaitu Oorlogs Graven Stichting (OSG). Makam yang tersusun rapi dan cantik ini merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi para korban Perang Dunia Kedua.

doc.pribadi

doc. pri


Terkadang kita terlalu menyepelekan hal-hal yang kita anggap sudah tiada padahal di sana ada makna dan juga pembelajaran yang bisa kita ambil. Contohnya, dari perjalanan kali ini adalah beberapa maut yang masih menyisakan tanya yang sulit untuk bisa dipecahkan siapa dalangnya. Namun percaya dan yakin bahwa jika di dunia belum bisa terpecahkan, di akhirat nanti pasti akan terbalaskan.

Pada saat hari ketika mereka dibangkitkan oleh Allah semuanya, lalu diberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (Q.S Al-Mujadilah ayat 6).

Gimana masih mau komen, ngapain ngabuburit ke kuburan? :D

 

Love,

Ihat

 

 

 

  

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Setelah melewati beberapa rintangan dan anehnya ini terasa seperti drama. Fix! I call this drama of the school internship (PPL).

First, pas mau daftar guru pamongku bilang buat nanti exam ambil jam 3-4 biar waktunya gak banyak kebuang. Soalnya kalau take the first lesson dikhawatirkan banyak waktu terbuang lantaran banyak a b c d nya. Ok, aku sepakat dan aku tulis di form pendaftarannya I will teach on the third lesson!

Next day, aku balik lagi ke sekolah dan juga ke kampus buat tanda tangan di beberapa lembar pengesahan. When I visited my lecturer she said that she can’t attend if I teach on the third lesson. Because she has agenda in another school. She can attend if I take on the first lesson so I agree with her.

https://ihatazmi.files.wordpress.com/2019/10/wp-1570980717661.mp4

I back to my school and I seeing my teacher. Her face like just little shocked when I say that I took the first lesson because my lecturer has another agenda.

https://ihatazmi.files.wordpress.com/2019/10/wp-1570980673893.mp4

On Wednesday, October 9 2019.

That was my teaching examination. I was nervous because my lecturer came late and my students said to me that at half past eight they were going to the Bank! OMG! Cobaan apalagi ini. Setelah tadi pagi pas naik ojeg lama si mang nya salah berhenti terus pas mau ke sekolah salah ambil jalan, that was made me came late five minutes :(!

With totally twelve students went to the bank, my project had to finish in this day. In the class there were seven students keep stay. But, I said thanks to Allah my teaching examination ran well.

Newer Posts Older Posts Home

Thank You!

You are looking for...

  • ▼  2025 (15)
    • ▼  May (2)
      • Refleksi Catatan 14: Gak Harus Tahu Aku Siapa
      • Refleksi Catatan 13: Ketika Aku Memilih Untuk Mera...
    • ►  April (3)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2024 (44)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (10)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (4)
  • ►  2023 (30)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  May (13)
    • ►  April (5)
    • ►  March (1)
    • ►  February (5)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (30)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (4)
    • ►  March (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (8)
  • ►  2021 (15)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  July (4)
    • ►  June (1)

Friends

Community

Community

Subscribe Us

1minggu1cerita
BloggerHub Indonesia Logo Komunitas BRT Network

Featured post

Don't Worry. Don't Think Too Much.

Photo by Cup of Couple Dear you, I wanted to take a moment to express that I'm filled with gratitude for you and the incredible influen...

Translate

Copyright © 2016 Hi Solihat. Created by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates