Hi Solihat

Let me share with you here

  • Home
  • Contact

Photo by cottonbro studio

This is my first time I talk the fact about my own self. Bener-bener diajak buat jujur sama diri sendiri. Baik dan buruknya kita kan cuma kita yang tahu sendiri bener gak? Diri kita di kaca mata orang pasti berbeda, gimana yang liatnya dan dari sudut pandang mana mereka menilai kita. Here, there are seven facts about Ihat:

  1. Suka Keramaian tapi Suka Menyendiri juga atau Sebaliknya
    Saya suka pergi ke tempat ramai ataupun perginya bareng temen-temen tapi pas udah sampai ditempat saya terkadang lebih memilih sendiri atau lebih memilih diam saat yang lain sedang asyik-asyiknya ngobrol. Begitupun sebaliknya. Kalau keadaannya sedang sepi justru saya lebih aktif dan mendominasi; mencoba membuat suasana jadi hangat. Aneh gak sih? Kadang saya mikir, saya extrovert enggak introvert apalagi. Apa jangan-jangan saya ambivert ya? Tapi kata senior saya yang jadi BK, kalau mau tahu kepribadian kita seperti apa harus di test dulu ke psikolog.
  2. Plin-Plan, Impulsif, dan Susah Nolak
    Ini nih kelemahan yang ada pada diri saya. Saya orangnya plin-plan. Gampang bikin janji gampang juga batalin. Mikirnya juga impulsif, gak pernah difikirin dulu kalau mau memutuskan suatu hal. Selain itu kalau dimintai tolong sama orang karena saya ini orangnya ‘gak enakan’ ya suka saya “iya” in aja tanpa liat sikon diri saya sendiri mendukung atau tidak. Pernah suatu hari rekan kerja saya minta tolong sama saya buat bantuin kerjaannya padahal saya sendiri gak yakin bisa. Ya saya “iya” in aja begitu dia menelfon. Alhasil pas di lapangan saya kelabakan dong sampai akhirnya minta tolong ke temen. Untung temennya mau bantuin. Jujur buang sifat ini susah huhuu. Tapi kalau tiap orang minta bantuan diiya-in aja efeknya jadi buruk juga lho buat diri kita. Saya ngalamin sendiri itu. Orang-orang jadi seenaknya nyuruh-nyuruh sama kita meski dengan dalih “minta tolong” karena mereka mikirnya kita pasti mau aja dan akan melakukan permintaannya. Dari situlah saya sadar sudah saatnya saya berani menolak permintaan orang dan membuat batasan pada diri saya sendiri. Mana yang bisa saya lakukan mana yang tidak. Karena kita tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka bukan?
  3. Suka Romance Paling Anti Horror
    Mau novel, film, acara TV, video, podcast, acara radio semuanya saya suka bergenre romance dan anti horror. Iya saya akui saya memang penakut. Apalagi nih ya nonton film horror di bioskop bikin rugi buat saya. Kenapa? Karena dari awal film itu ditanyangkan saya lebih banyak menutup mata saya dibandingkan menonton filmnya. Belum lagi teriak-teriak sambil nyubit orang disebelah saya. Makannya kalau lagi nonton horror sama teman-teman mereka paling gak mau kalau saya di samping mereka. Sakit badan katanya :D. Beda lagi kalau nonton film romance. Udah pasti keuwuaannya yang paling kenceng diteriakin. Sampai saat ini film romance versi saya tetep film A Crazy Little Thing Called Love.
    Kalau acara radio pernah waktu itu kayak cerita-cerita hantu gitu udah langsung dimatiin aja radionya gak disetel lagi dan langsung diingat dong jadwalnya. Pokoknya di hari itu jam segitu jangan setel radio bla bla bla karena acaranya horror. Baca novel horror aja merinding. Makannya saya belum pernah baca novel horror.
    Ketika teman-teman saya nonton Jurnalrisa saya mana berani. Pernah sih satu episode saya tonton, itupun harus ditemani sama temen gak berani sendiri. Habis itu gak mau nonton lagi. Padahal menurut saya bagus itu video-videonya Jurnalrisa mengajarkan kita untuk tidak takut pada makhluk-makhluk halus. Tapi tetep aja emang penakut belum berani lagi tonton videonya.
  4. Suka Curhat di Diary sambil Mendengarkan Radio
    Dari zaman sd kelas 5 sampai sekarang masih nulis di diary meski untuk saat ini jarang sih nulisnya. Gak tau kenapa. Biasanya kalau lagi galau, kasmaran, kesel, marah, unek-uneknya saya tulis semua di diary. Lumayan tuh udah berapa buku yang sudah saya tulis. Kenang-kenangan hidup. But the main point is self healing. Mengeluarkan segala unek-unek dalam bentuk tulisan di buku diary bisa membuat hati dan fikiran saya jauh lebih tenang. Sambil menulis biasanya saya sambil mendengarkan siaran di radio juga. Asik sih. Apalagi kalau lagu yang diputarnya lagu-lagu jadul. Band-band hitz dulu tahun 2000-an.
  5. Suka Makanan Rasa Coklat
    Mau makanan apapun asal rasa coklat pasti saya makan. Ice cream, biscuit, cake, drink, apapun itu yang berbau coklat udah sikat. Bahkan coklat batangan aja saya anteng makannya. Temen saya makan coklat SilverQueen yang beratnya 65 gram itu butuh berapa kali makan. Lha saya sendiri pas dibuka langsung dilahap semua.
  6. Dari Satu Bulan Pasti Ada 1 Hari Izin Kerja
    Yup! Alasannya adalah dismenore. Apa itu dismenore? Kalau di saya biasanya disebut sumilangeun. Itu sakit kram pas lagi datang bulan atau haid. Dalam satu bulan pasti ada aja izinnya karena dismenore. Kalau udah kerasa udah bisa gulang-guling seharian di atas kasur sambil nangis. Atau kalau rasa sakitnya datang pas malam saya gak bisa tidur semalaman. Teman-teman saya bahkan orang tua saya udah sering bilang buat diperiksain lagi ke bidan atau ke dokter kandungan. Tapi saya jawabnya paling hormon atau sebelum haid makan pedes mulu.
  7. Baru Suka Korean Drama dan Bucin Ok Taec-Yeon
    Kemana aja baru suka? Hihii iya saya baru dua tahun kebelakang ini suka sama Korean-Drama dan artis-artisnya, salah satunya yang membuat saya bucin saat ini adalah Ok Taec-Yeon. Duh padahal dari dulu dari zaman saya SMP saya sering dengerin lagu Hands Up nya 2PM sambil nonton di YouTube pula, cuma bilang itu yang di mobil kuning ganteng. Ehh baru tahu namanya kalau itu adalah Ok Taec-Yeon. Tahu Ok Teac-Yeon juga dari drakornya Vincenzo. Gara-gara suka dan bucin inilah akhirnya saya jadi mau dan senang mempelajari bahasa Korea.

Well that is all about me. Mungkin dari kalian ada yang baru tahu fakta tentang diri saya. Masih banyak kok fakta-fakta lain tentang diri saya cuma ya yang saya aforementioned itu saya ambil highlight nya aja. Saya sadar saya terlahir dengan segala kekurangan dan juga kelebihan. Tergantung kamu liat saya dari sudut pandang yang mana. Memang benar sih, saya akan dianggap baik oleh orang yang menyukai saya dan saya akan dianggap jelek atau jahat oleh orang yang membenci saya. Tapi soal pandangan orang ke kita emang betul kita tidak bisa mengendalikannya. So keep focus on your target!


Love,

Ihat

 

Photo by Archie Binamira

Tak ada yang namanya pekerjaan yang sempurna. Pasti selalu ada titik dimana kita benar-benar telah lelah, jenuh, bahkan ingin menyerah. Hanya saja menginjak dewasa bukan perkara kita sudah tak sanggup lantas cabut begitu saja, banyak urusan runyam jika hanya memikirkan ego sesaat. Maka tak lain dan tak bukan adalah tetap bertahan meski itu itu bukanlah hal yang menyenangkan.


Siang itu, saat semuanya terasa runyam aku memilih untuk pergi ke toilet untuk membasuh muka. Berharap ada ilham datang sehingga bisa mempercepat urusan pekerjaan yang mendadak stuck di kepala. Menuruni anak tangga dengan fikiran melayang-layang hingga kemudian seorang anak kecil perempuan yang sedang berdiri di bawah anak tangga tersenyum ke arahku, tak biasanya.


“Hai Uneng!” sapaku.


“Ibu..” jawab dia sambil tersenyum lebar membuat hatiku senang. “Ibu ini.” Lanjut dia sambil memamerkan kepalan tangannya. Aku mengerutkan kening tidak mengerti. Kemudian dia membalikkan kepalan tangannya itu. “Buka.”


Aku pun membuka kepalan tangannya itu dan di sana rupanya ada satu permen.


“Buat Ibu, ambil.” Aku tersenyum sembari terharu lalu diambillah permen yang ada di tangan Uneng tersebut. Lalu si Kaka yang ada di sampingnya tak ingin kalah. Dia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan adiknya. Aku pun disuruh untuk mengambil permen yang ada di tangan si Kaka.


“Terima kasih ya.” kataku sambil tersenyum bahagia. Kemudian aku kembali menuju ruanganku dengan perasaan lega. Entah mengapa hal-hal yang tadinya kusut di kepalaku kini mendadak rapih dan sudah terurai. Memangnya apa yang sudah dilakukan kedua anak kecil tadi? Bukankah itu hal yang amat sederhana bukan?


Kemudian di hari yang lain saat sepulang kerja rasanya aku ingin berteriak kencang, tiba-tiba datang anak kecil yang baru saja membeli kopi sambil berlarian kecil. Wajahnya masih penuh dengan bedak yang tak ditabur sempurna di wajahnya membuat aku terhibur. Aku tersenyum sendiri. Mengingat ketika kecil setiap sore pasti selalu disuruh untuk membeli kopi oleh Bapak. Setelah melihat pemandangan itu entah mengapa rasa capek yang tadinya menggunung langsung lenyap seketika. Rupanya terkadang kita lupa akan hal-hal yang terjadi di sekitar lantaran kita terlalu sibuk dengan fikiran kita sendiri. Padahal banyak sekali hal-hal istimewa yang bisa kita saksikan langsung di sekitaran kita. Entah itu saat kita berangkat kerja, pulang kerja, ataupun saat bekerja.


Terima kasih untuk hal-hal istimewa ini yang membuat aku kembali tersenyum dan sejenak bisa melupakan keruwetan yang ada.


Love,

Ihat

Lama tak menulis. Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang ingin aku bagi di sini. Entah mungkin karena penyakit procrastinating aku kambuh lagi atau bagaimana. Hingga sebuah video reels di Instagram menamparku bahwa lakukan sedikit dan jangan menunda-nunda.


Pada hari Minggu, 22 Januari 2023 lalu aku berkesempatan untuk mengikuti walking tour bersama Cerita Bandung. Dengan rute perjalanan Patung Pastor H.C.Verbraak yang berada di Taman Maluku dan berakhir di Gedung Sate. Ini adalah pertama kalinya untuk aku mengikuti acara tour kota Bandung. Bermodalkan nekat dan ingin lari dari kenyataan namun tak bisa :D, akhirnya tanpa berharap banyak rupanya namaku masuk di list pada rute perjalanan ini. Tarif untuk kegiatan ini, Cerita Bandung sendiri menerapkan sistem pay as you wish. Lalu bagaimana cara kita kisa mengikuti tur ini? Cukup mudah, kita hanya perlu menunggu jadwal tur yang rilis setiap Rabu malam di akun Instagram Cerita Bandung @ceritabandung.id, setelah itu kita bisa mengisi form untuk mendaftar di link yang ada di bio Instagram Cerita Bandung.

Doc. Pribadi

Doc. Pribadi

Doc. Pribadi

Salah satu hal yang paling menarik dari acara tour minggu lalu, yaitu sejarah mengenai Stasion Radio Malabar. Meski monumen Doktor de Groot atau yang kerap disebut dengan monumen Pantat Bugil kini hanya tinggal nama dan sudah berganti menjadi Masjid Istiqomah, kemudian stasion Radio Malabar sendiri kondisinya saat ini kini sudah tinggal puing-puing reruntuhan. Ada satu cerita menarik mengenai dua orang yang berjauhan yang kemudian saling terhubung dengan menggunakan telepon tanpa kabel. Yaitu seorang anak yang tinggal di Bandung sementara itu ibunya tinggal di Belanda. Setelah bisa menelfon itu tak lama sang Ibu meninggal. Hingga kemudian tercipta lah lagu Hallo Bandoeng karya Willy Derby pada tahun 1929.


Dari kisah tersebut bisa menjadi bahan renungan dan refleksi untuk diri sendiri, di era canggih seperti saat ini kita bisa menghubungi semua orang dengan begitu mudahnya tapi entah mengapa selalu kita lupakan. Contoh, bagi teman-teman yang diperantauan kadang kita lupa, hingga tak sadar sudah berbulan-bulan tidak pulang ke rumah lalu lupa mengabari orang tua. Sampai-sampai kita menerima kenyataan bahwa kita terpaksa harus pulang karena kondisi orang tua kita sakit atau sudah tidak ada. Selama ada kesempatan maka sempatkanlah untuk menelfon, bertukar kabar, atau pulang sejenak untuk melepas rindu yang melanda. Karena sungguh tak ada obat selain segera bertemu untuk rindu yang sudah menggebu.


Semoga di lain kesempatan bisa kembali lagi mengikuti walking tour dari Cerita Bandung. Karena sungguh rupanya Bandung menyimpan banyak cerita di setiap sudut yang kita lewati dan bisa menjadi bahan untuk evaluasi diri.

 

Love,

Ihat

 

Photo by hissetmehurriyeti


Have you ever written about your future? Such as, I wanna have my husband in the future like bla bla bla. You just write in your book, and day by day goes on. You forgot about what you’ve written and in the next day. Di hari yang tak pernah kamu sangka, kamu dipertemukan dengan orang yang persis seperti apa yang telah kamu tulis.


Satu persatu list yang pernah aku buat, menceklis dengan sendirinya setiap kali kebenaran tentang dirimu terungkap. Aku semakin kacau sekaligus bahagia. Rupanya orang yang ku anggap hanya ada dalam imajinasiku ternyata hidup dan ada di depan mata.


Kamu tahu? Aku selalu ingin berlari saat mengetahui bahwa apa yang aku imajinasikan perlahan membentuk utuh dirimu. Seperti menggabungkan puzzle yang berantakan dan kini mulai tersusun rapih memperlihatkan dirimu.


Diantara rasa senang sekaligus tak percaya terselip kekhawatiran yang amat dalam. Selalu bertanya-tanya atas Kuasa-Nya menunjukkan semua ini secara perlahan.


Sering terlontar doa agar diberi petunjuk untuk satu hentakan agar puzzle itu bisa berantakan dan aku bisa mengendalikan fikiran yang mengarah pada tujuan yang aku buat.


Aku tak punya harapan padamu. Karena menaruh harapan kepadamu sama saja aku berkhianat pada Tuhanku. Dan aku tak ingin Tuhanku marah dengan menjadikan harapanku kepadamu sebagai boomerangnya.


Melihatmu hadir dan nyata dihadapanku adalah suatu bentuk Kuasa-Nya atas mimpi dan juga dongeng yang aku buat sendiri selama bertahun-tahun.


Dan saat ini aku sedang bermain peran bersama sosok yang aku impikan dalam wujud nyata mengikuti skenario-Nya. Tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi selalu yakin bahwa ketetapan-Nya adalah yang terbaik dan jika sudah menjadi ketetapan-Nya ia tak akan pernah lari meski badai selalu menghalangi.


Love,

Ihat

 


Berawal dari malam mingguku yang selalu saja sendiri, guling-guling di kasur, bengong, bingung harus ngapain lagi karena sudah tak ingin melakukan pekerjaan lagi. Toh ini kan weekend. Kasih space dikit buat diri di malam minggu special nothing to do. Sampai kemudian tersadar akan waktu yang terus berjalan, usia yang semakin tua, dan postingan teman-teman yang kadang membuat aku iri; terbersit ingin menikah, memiliki suami, dan memiliki anak. Meski pada faktanya menikah adalah tak seindah dongeng belaka. Tapi aku ingin beramal, melakukan hal-hal baru yang bisa dilakukan bersama yang tentunya hingga akhir hayat yang tak lain dan tak bukan aku harus menikah. Dan sebelum menikah, tentu aku harus memiliki dulu calon suami sebagai syarat nikah. Gimana mau nikah kalau calonnya enggak ada?


Dear my future husband,

Aku benar-benar tak tahu kamu siapa, kamu berasal dari mana, kamu sedang apa saat ini di saat aku sedang menuliskan surat aneh ini. Apakah kamu tengah sibuk dengan pencarian? Ataukah kamu sedang terluka, dikecewakan oleh keadaan? Atau kamu yang sudah dititik pasrah karena berkali-kali gagal namun tak patah semangat?


Ingin sekali rasanya aku membuka halaman itu. Halaman di saat kamu tiba dihadapanku. Menjemputku dengan cara yang Allah mau. Sehingga aku bisa tenang dan tak perlu risau karena aku sudah tahu kamu orangnya. Sayangnya perihal hari esok hanya Allah yang tahu. Tak ada satupun makhluk di dunia ini yang mengetahuinya. Meski kata temanku bilang, perihal menikah bukan karena usia kita yang sudah beranjak dewasa, bukan karena melihat teman-teman yang lain sudah menikah, atau karena sudah bosan mendengar orang bertanya, kapan menikah? Tetap saja, di sudut hatiku yang terdalam, aku ingin menikah. Aku ingin punya suami, memiliki anak, dan juga keluarga yang bahagia dunia dan akhirat.


Meski sadar akan kerumitan dalam berumah tangga, dari mulai faktor ekonomi, komunikasi, hingga ego diri masing-masing dan seluruh hal-hal kecil yang tanpa sadar menjadi urusan runyam tapi entah mengapa diri ini ingin. Iya ingin. Beberapa dari temanku yang sudah menikah rata-rata selalu bilang untuk menikmati usia muda dulu, nikah mah santai aja. Lagi pula nikah bukan menyelesaikan persoalan kita hari ini, tapi gerbang dari seluruh masalah yang tiada hentinya.


Aku hanya tersenyum simpul seraya berkata dalam hati, kalaupun sudah tiba waktunya nanti pasti akan Allah permudah.


Dear my future husband,

Harapanku, cita-citaku adalah aku ingin menikah di tahun depan. Tepat di saat usiaku menginjak dua puluh enam tahun. Semoga kehadiranmu nanti adalah sebagai bentuk kado terindah dari Allah untuk aku beramal dan belajar. Karena tidak lain dan tidak bukan setiap hari yang dilalui adalah bahan pembelajaran. Dan kehadiranmu dalam hidupku tentu bukan hal kebetulan. Pasti akan ada sesuatu hal yang akan menjadi pembelajaran untuk aku agar lebih baik lagi.


Dear my future husband,

Semoga kamu berada dalam lindungan Allah. Dimudahkan segala urusannya, diperluas rezekinya, dan juga dibukakan jalan untuk menemukan aku yang masih di sini, sendiri.


Jemput aku dengan cara yang Allah mau dan jangan ajak aku menuju kemaksiatan. Aku sudah muak dengan segala bentuk drama patah hati.  


Sincerely,

Ihat

 



Hai. Lama gak nulis ya. Mungkin bisa jadi efek dari patah hati aku sebelumnya. So sad sih. Ingin sekali aku bilang pada diri sendiri, baboya! Udah umur segini masih aja gak bisa mengartikan tingkah laku orang lain. Hampir saja masuk terperangkap oleh imajinasi sendiri sampai akhirnya kembali mantra kamu yang menyelamatkan aku.


Nyalakan akal, matikan rasa.


Mantra yang selalu aku tanamkan sejak patah hati itu kini aku gunakan kembali. Ampuh sih. Aku bisa selamat sebelum jatuh terperosok terlalu dalam. Well, kamsahamnida.


Siang ini hujan, ditemani lagu yang pada akhirnya kembali membuatku teringat pada dirimu. Sebenarnya bukan karena hujan dan lagunya sih, tapi memang setelah kejadian patah hati dua minggu yang lalu aku langsung teringat pada dirimu. Pada mantramu, dan juga pada nasihatmu. Ingin sekali aku menghubungimu, menceritakan kebodohanku kali ini, tapi ya niat itu aku urungkan kembali. Kamu sudah bilang sama aku, bahwa mulai detik itu  setiap ada permasalahan hadapi sendiri. Jangan lagi minta bantuan. Belajar sendiri.


Padahal bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bercerita saja. Mengeluarkan segala unek-unek dalam hati. Karena hanya denganmu aku bisa menjadi diri sendiri. Tapi mau bagaimana lagi. Itu sudah jadi keputusanmu dan aku menghormatinya. Mungkin selama ini aku terlalu bergantung padamu ya. Jadi saat keadaan memisahkan mau tidak mau aku harus berjalan sendiri.


Beruntungnya aku masih memiliki mantra ajaib darimu.


Aku sudah berjanji pada diri sendiri bahwa betul saat ini aku hanya perlu menyalakan akal dan mematikan rasa. Sampai benar-benar bertemu dengan seseorang yang nantinya akan menjemputku dengan cara yang diridhoi oleh Tuhan, baru. aku akan menyalakan kembali rasa itu.

  

Love,

Ihat

 


I haven’t been writing a lot these past two months. I haven’t been sharing a lot as well. I didn’t have any idea to do so. Moving to this city is not easy from me, far from family; my big support system. I was sad most of the time. Angry, other times. Small things triggered my insecurities. Even I know, live here is one of my dreams and also being an English teacher is my big dream. So, I didn’t write a lot and I didn’t share a lot.

My heart was empty. Actually, when I wrote here, I was confused. I just sat down, stared at the computer, played the keyboard. Usually after hanging out with my friends, I got any idea so directly I wrote it on my laptop, publish it in my blog. But, I don’t know why for my situation right now, I didn’t get anything to share with you. To get the inspiration is so hard from me.

Should I take rest for a while from social media?

Should I give big motivation to myself?

Should I read many books to charge my mind and my energy?

Should I come closer to Allah? As my creator?  

In the reality, I find it burden to be a teacher. While I was writing here, I got the reason for that. Yep, because I put “teacher” as my big dream.

Thus, please! Just give it a try, you have nothing to lose. Never give up!  

 

Love,

Ihat

 


Dear kamu,

Lama tak jumpa dan yang kudapati adalah kabar kamu telah meminang orang lain. Kaget, bahagia, sekaligus kecewa bercampur dalam hati. Cerita-certia imajinasiku mendadak luluh, hancur dan aku tak berdaya untuk melanjutkan kisah fiksi ini.

Kamu yang ku kira akan menjadi terakhir bagiku ternyata tidak. Bukan kamu orangnya. Kamu adalah harapan terakhir yang selalu aku panjatkan, rupanya hanya menjadi tempat persinggahan dan kisah yang sudah usai. Yang seharusnya sudah aku tutup lembarannya tujuh tahun yang lalu.

Doa yang kamu panjatkan yang pertama dan juga rupanya menjadi yang terakhir bagiku itu harusnya sudah menjadi bab akhir yang tak perlu aku lanjutkan lagi dengan paragraph baru berisi harapan-harapan kosong.

Aku kembali pada titik terendahku.

Kembali pada garis merah yang selama ini dengan susah payah aku telah menarik diri darinya.

Aku kembali terjerebab hanya karena kenyataan yang seolah-olah selalu menipuku.

Aku benci dibuat bahagia kemudian tak lama dibuat menderita

Aku benci pada cinta yang datang yang pada akhirnya hanya membuat aku kembali menjadi seperti orang gila.

Aku mulai membenci diriku sendiri karena begitu mudahnya terperdaya

Aku mulai merutuk pada diri sendiri

Sudah tak seharusnya kemarin aku mencarimu

Meminta kepada-Nya

Jelas dari awal kamu hanya datang sebagai pelangi di hidupku.

Yang hanya bisa dipandang namun tak bisa diraih.

Sudah sadar sekarang?

Yuk, kembali lagi berjalan untuk pulang pada rumah sendiri

Tak apa-apa sambil terseok-seok asal sampai

Doakan agar kamu bahagia dengan kehidupan barumu

Namun sungguh aku tak sanggup jika pertemuan pertama nanti setelah tujuh tahun tak jumpa

Kamu sudah menggandeng tangan seorang perempuan, yang tak lain dan tak bukan adalah istrimu.


Dan hujan mengguyur deras malam ini seolah meredam tangisku agar kamu tak mendengarnya. 


Love,

Ihat



www.canva.com

Bismillahirrahmanirrahiim...


It's been a long time, almost two months I've never written here. I was busy and hadn't found the pattern to get the new job done. I'm still learning it, so working on it is a bit hampered, considering all this is new to me.

I feel insecure. I felt so useless, and even I kept lowering myself even though the new people around me didn't say anything to me. They said that I was pretty confident when performing in front. Even when hanging out or meeting, I don't look like I'm down.

I know these are just my feelings. The satanic feelings keep whispering for me to give up. Yet this place is perfect. A theme that will make me grow, develop and even make my relationship with God closer.

Now I'm starting to stroll because I can't run. I simply try, give my best and enjoy all this process even though it is very annoying and tiring.

Don't people who are experts start from their incompetence which is then honed, and when they find failure, they get up and don't give up?

Common Ihat. You can do it! Don't underestimate yourself. Starting now, let's study hard, work hard, memorize forcefully, and don't forget to Allah for always praying and asking for Him everything. Your tahajjud, don't leave it. 

Remember! Just Allah will enable you. Just Allah will help you. Just Allah will make easy your way.  

It is just about time. I need to enjoy everything that comes to me. Pray to Allah, ask for Him and never get bored doing it. 


Love,

Ihat


Photo by Pixabay from Pexels


Mimpiku menjadi kenyataan. 

Tak pernah terduga tak pernah terbayangkan sebelumnya dan kini sudah di depan mata. Bandung! Salah satu kota impianku semenjak SMA... I'm coming now!

Setelah berpamitan kepada kedua orang tua sekaligus meminta restu aku memilih berangkat menggunakan bus. Sendiri. 

"Bandung." Gumamku sendiri lalu teringat pada pesan yang sempat aku kirim satu tahun yang lalu padamu melalui media sosial karena aku tak tahu nomor handphone mu. 

Aku : apa kabar?
Kamu : alhamdulillah baik

Tanpa bertanya  balik kamu begitu dingin menjawabnya. Padahal seandainya kamu tahu, aku merindukanmu sendirian di sini. 

Aku : di mana sekarang?

Tak ayal, aku kembali bertanya lagi meski aku harus memaksa diri sendiri untuk berjanji bahwa ini akan jadi pesan terakhirku padamu.

Kamu : di Bandung

Ok baiklah. Janji harus ditepati dan aku berhenti untuk menghubungimu lagi. Bandung katamu. 

Aku tersenyum perih setelah membaca pesan itu dan aku tidak menyadari rupanya ada orang yang kini sudah duduk di sampingku. Aku memilih memandangi jalanan lewat kaca jendela mobil sambil sesekali tertidur. Dan aku sama sekali tak tertarik untuk melirik wajah penumpang di sampingku ini. Yang aku lihat hanya dia memakai celana jeans hitam panjang dan sepatu coklat. Rupanya dia seorang laki-laki. 

Bus akhirnya berhenti di tempat pemberhentian akhir. Dan aku masih shock dengan kehadiranmu yang tiba-tiba dan pertanyaanmu yang seolah-olah mengolok-olok perasaanku. Aku buru-buru turun dan berjalan mendahuluimu. 

"Tan, Intan.." Panggilmu dan aku tak menggubris hingga akhirnya langkahku tetap saja tersusul olehmu. 

Kamu menyodorkan hpmu padaku. 
"Simpan nomormu di sini." 

Aku menatapnya sekilas dengan hati berdebar-debar. "Buat apa?" Tanyaku. 

"Mungkin kita bisa janjian untuk bertemu lagi dilain waktu."

Aku terdiam sambil memandangi hpmu yang masih berada ditanganmu. Dengan ragu akhirnya aku menerima hpmu kemudian mengetik nomorku. 

"Ini." Kataku sambil mengembalikan hp.

Kamu tersenyum. Senyum yang berhasil membuat aku jatuh cinta padamu sepuluh tahun yang lalu. 

"Kamu ke arah mana? Kiri? Kanan?"

"Kiri."

"Baiklah. Saya ke kanan. Sampai jumpa." Kamu melangkah pergi lebih dahulu sambil melambaikan tangan padaku.

Apa maksud dari pertemuan ini Tuhan? Tanyaku dalam hati. 

💓💓💓

Dua minggu setelah pertemuan denganmu itu kamu sama sekali tidak menghubungiku. Dalam hati sebenarnya aku ingin menghubungi kamu tapi aku tidak tahu nomor hp kamu. Dan sialnya lagi aku malah kembali mengharapkan kamu. Sesekali aku memeriksa hp berharap ada nomor baru yang masuk dan tentunya itu kamu. Tapi nihil. Hingga detik ini tak ada nomor baru yang masuk.

Aku kembali berlari mengililingi lapangan Gasibu sendirian. Hari Minggu pagi ini aku sempatkan untuk berolahraga ke lapang Gasibu. Entah angin apa yang membawaku ke sini. 

"Kamu ke sini sendiri?" Aku langsung menoleh kesamping begitu ada orang yang rupanya tengah menyapaku.

Aku mengerutkan kening dan setelah sadar siapa yang tengah menyapaku ini aku langsung menghentikan lariku.

"Kamu kok tahu aku ke sini?"

"Kalau saya tahu kamu di sini sepertinya saya tak akan pergi ke sini." 

Aku diam sambil mendengus kesal.

"Rupanya takdir sedang bekerja untuk mempertemukan kita kembali."

Aku tak menggubrisnya lalu kembali melanjutkan lari. Walau dalam hati sebenarnya aku senang bukan main karena bisa bertemu lagi denganmu.

"Saya perhatikan tadi kamu sempat mengecek-ngecek hp. Kenapa? Nunggu pesan dari saya ya?" Katamu lagi menyebalkan sambil berusaha mengimbangi laju lariku.

Aku menoleh padanya lalu mendelik kesal dan meninggalkannya. Aku buru-buru menyebrangi jalan kemudian menyetop angkot. Meski pada saat di angkot aku berusaha mencarimu tapi kamu tak terlihat sama sekali.

Rupanya dia hanya iseng sama aku. Mana mungkin kan dia serius sama aku? Akunya aja yang keburu baper. Emang dari dulu gak akan....

Sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal masuk dan membuyarkan semua fikiran-fikiran jelekku.

Kamu kok malah lari terus pulang naik angkot? Saya kan tadinya mau ngajak sarapan bareng sama kamu. 

Aku tersenyum malu sendiri dan membiarkan pesan itu hanya menyisakan centang dua biru. 

Jangan lupa di save nomor saya. Habis ini jangan pernah lari ninggalin saya sendiri. Nanti kita akan bertemu lagi dengan waktu yang telah ditentukan. Semoga Allah mengizinkan waktu untuk pertemuan-pertemuan kita ke depan. 

Hatiku dagdigdug tak karuan. Masa iya terakhir ketemu itu di acara reuni pas kita baru aja keluar SMA, 7 tahun yang lalu. Habis itu tak ada komunikasi lagi. Paling-paling pesan tahun lalu yang kamu jawab jutek itu.

Apa jangan-jangan kamu lagi patah hati kemudian sengaja ngasih pelampiasan sama aku? Atau kamu lagi diburu-buru nikah sama orang tua kamu terus kamu pilih aku buat jadi istri/calon istri sementara habis itu aku bakal ditinggal begitu saja?

Fikiran-fikiranku melayang jauh tak berarah. Rasa senangku seketika hilang dan lenyap. Kembali terbayang saat kamu dulu malah memilih jadian bersama sahabatku sendiri. 

Love,
Ihat


Newer Posts Older Posts Home

Thank You!

You are looking for...

  • ▼  2025 (15)
    • ▼  May (2)
      • Refleksi Catatan 14: Gak Harus Tahu Aku Siapa
      • Refleksi Catatan 13: Ketika Aku Memilih Untuk Mera...
    • ►  April (3)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2024 (44)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (10)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (4)
  • ►  2023 (30)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  May (13)
    • ►  April (5)
    • ►  March (1)
    • ►  February (5)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (30)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (4)
    • ►  March (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (8)
  • ►  2021 (15)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  July (4)
    • ►  June (1)

Friends

Community

Community

Subscribe Us

1minggu1cerita
BloggerHub Indonesia Logo Komunitas BRT Network

Featured post

Don't Worry. Don't Think Too Much.

Photo by Cup of Couple Dear you, I wanted to take a moment to express that I'm filled with gratitude for you and the incredible influen...

Translate

Copyright © 2016 Hi Solihat. Created by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates