Hi Solihat

Let me share with you here

  • Home
  • Contact Me
Photo by Ylanite Koppens

Di tengah upaya untuk menyembuhkan dan mencintai diri sendiri selalu dan pasti selalu ada kerikil yang ikut turut serta mewarnai proses perjalanan ini.

Dari mulai cerita yang membuatmu cemburu untuk berada di posisinya.

Cerita yang kadang membuatmu kembali merasa kecil dan tak berarti.

Membuatmu kembali ingin menyalahkan diri sendiri.

Tapi...

Haruskah kamu kembali ke titik terendahmu lagi?

Mungkin kamu masih diuji dengan hal yang sama, tapi setidaknya kamu sudah mulai bisa menyikapinya dengan baik saat ini.

Tidak apa-apa.

Tidak apa-apa kalau kamu belum bisa menyikapinya dengan sangat baik. 

Apa yang sudah kamu lakukan sampai sejauh ini, aku bangga dengan prosesmu. 

Aku bangga dengan upaya yang sudah kamu lakukan untuk tidak lagi menyalahkan diri sendiri, tidak lagi menahan orang yang memang ingin pergi dari hidupmu. 

Kamu hebat!

Meski dalam hati ada rasa cemburu melihat ataupun mendengar cerita orang lain, ketahuilah. Kamu tidak sepenuhnya tahu tentang apa yang terjadi pada mereka. Bisa jadi hal yang mereka dapat saat ini, mereka harus membayarnya dengan menyerahkan hal lain yang kamupun belum tentu sanggup untuk bisa menerimanya.

Gak apa-apa. Gak harus buru-buru kok. Lagian mau ke mana sih?

Makasih ya karena di detik ini kamu sudah bisa lebih bijak dalam menghadapi rintangan hidup. 

Kamu gak perlu jealous sama kehidupan orang lain. 

Fokus sama hidup kamu sendiri.

Syukuri yang ada, perbaiki kesalahan yang pernah dibuat, lakukan yang terbaik, setelah itu serahkan segala urusan pada Sang Pencipta.

Janji. Senyum ya :) 

Jangan gantungkan rasa bahagia kamu kepada orang lain, tapi ciptakan rasa bahagiamu itu oleh dirimu sendiri.


Dear myself,

I'm so proud of you.

I love you :)


with love,

Ihat


canva.com


06 Mei 2013

Dear diary,

Hai diary! Sorry ya, udah beberapa hari gak suka nulis. Lagi banyak tugas dari sekolah. 

Sekarang aku udah gak mau lagi bahas mereka. Males! Lagi pula percuma mau marah-marah sama mereka. Gak ada gunanya. 

Tau kondisi kelas lagi gak baik-baik aja, ditambah dapet tugas dari OSIS buat handle satu acara. Ketuanya Farhan, sekretarisnya Tita. Tita yang panikan, apa-apa dibuat ribet. Mana sering ngelangkahin ketua. Dan barusan aja, tanpa diduga si Farhan telfon aku. Bela-belain beli pulsa lagi gegara pulsa sebelumnya gak cukup. Dia curhat soal kelakuan Tita yang menyebalkan, bikin wibawa dia sebagai ketua gak ada harganya. 

Selama dia nelfon, yang ada difikiran aku cuma satu.

Dia pacarannya sama si Tiyas, kenapa untuk urusan beginian harus curhat ke aku? Harusnya ke pacarnya kan? Iya kan? 


Lia

 

canva.com



3 Mei 2013

Dear diary, 

Hai diary! Sorry kemaren gak nulis. Malam juga enggak. Habisnya males plus ngantuk. 

Huhuuu, si Tiyas tambah ngelunjak! Gila tu orang. Di saat aku ingin mengakhiri semuanya eh malah dia and the genk yang ngajak ribut!

Tau gak? Kemarin hari Rabu seluruh siswa harus piket bersih-bersih di tempat yang sudah ditentukan oleh kakak OSIS.  Aku kan bagian piket bersihin perpustakaan. Begitu aku balik dari perpus dan hendak mau ke kelas buat ngambil sapu karena sapunya kurang, aku lihat ada sepatunya Tiyas nongkrong di depan kelas. Pas aku lihat dari balik jendela kelas, ternyata di kelas itu cuma ada Tiyas sama Farhan lagi ngobrol! Mereka berdua di kelas! Aku memberanikan diri aja masuk ke kelas dan mereka langsung bubar gitu aja. Aku gak peduli dengan adanya mereka di kelas. EGP! Dan setelah itu aku keluar kelas, pura-pura gak lihat mereka aja. 

Terus pas aku lagi nyapu teras perpus, sekonyong-konyong ada orang lewat tanpa permisi. Begitu aku mengangkat wajahku dan melihat siapa yang lewat tanpa permisi padahal lantai lagi disapu adalah TIYAS! Helloo!!! Nyelonong aja seenak jidat! Gak punya mata apa?!

Tadi pagi aja aku udah males lihat dia, mana si Farhan gak punya malu. Si Farhan malah nanyain tugas Ekonomi ke aku dan pas aku lirik ke arah Tiyas, dia langsung mendelikkan mata. Kesel ya? Atau jangan-jangan cemburu? HAHAHAHAHAAA!


Lia

 

Foto oleh Nugroho Wahyu


Dear myself,

Di tengah gempuran media sosial yang serba memperlihatkan pencapaian

Terima kasih karena kamu telah memilih untuk senantiasa bersyukur seraya berusaha kembali sesuai dengan jalanmu sendiri

Terima kasih karena telah belajar untuk tidak lagi membanding-bandingkan dirimu dengan yang lain karena kamu tahu itu amatlah sangat tidak sepadan.


Dear myself,

Terima kasih karena selalu berusaha untuk berbaik sangka atas ketetapan-Nya dalam hidup ini

Belajar untuk menahan amarah di saat semua keadaan tidak sesuai dengan harapan

Walau sekuat tenaga kamu harus mengelus dada, beristighfar, seraya berkata: "You're gonna be ok. Don't worry."


Dear myself,

Terima kasih karena telah memilih bertahan serta menghadapi segala situasi yang datang daripada menyerah lantas melarikan diri

Terima kasih karena masih mau berjalan walau tertatih kesakitan

Maaf jika fikiran jahat itu masih saja menghantui, membuat tidurmu tak nyaman, atau membuat awal harimu menjadi awan kelabu 

Maaf jika aku masih belum bisa membuatmu baik, membuatmu bahagia lebih banyak dari yang seharusnya. 


Tolong jangan tinggalkan aku

Mari hadapi semua rintangan ini bersama

Semoga aku bisa lebih baik lagi dalam memperlakukanmu


Selamat bertumbuh setiap harinya

Bukan karena perayaan setahun sekali

Tapi memang aku harus merayakan pencapaian kecilku setiap harinya

Mengapresiasi serta mengevaluasi tanpa dilebih-lebihkan dari ke duanya

Karena setiap yang hadir dalam hidup ini bersifat sementara

Atau bahkan tak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan


Tuhanku

Tolong bantu aku untuk bisa mencintai diriku sendiri sepenuhnya

Untuk menyayangi diriku sendiri tanpa harus lagi ketakutan dengan fikiran buruk yang kerap menghantui

Ajari aku dan bimbing aku agar senantiasa legowo, percaya, dan menerima segala putusan yang telah Kau tulis untukku

Tolong jangan biarkan aku menjadi hamba yang kufur dan selalu berburuk sangka atas rencana-Mu

Aku hanya ingin bahagia baik itu di dunia dan maupun di akhirat.


Love,

Ihat

Photo by KawaiiArt1980

Kenapa ya orang ini benar-benar bisa membuat perasaanku kacau balau. Bisa tiba-tiba seneng, kesel, benci, marah, kecewa. Hanya saja setiap ada kesempatan untuk bisa berbagi cerita dengan dia, entah kenapa aku selalu merasa bisa menjadi diriku seutuhnya dan juga aku merasa tidak ragu untuk berbagi cerita apapun dengannya.

Rasanya aku bisa tenang walau kadang jawabannya bisa sangat tajam, tapi ya aku sadar semua itu karena dia ingin menyampaikan realita yang ada. 

Meski... ya aku tahu dia sudah ada yang memiliki dan perasaan ini rupanya masih mengalir. Aku pernah begitu marah saat mengetahui bahwa dia rupanya sudah ada yang memiliki dambaan hati. Aku kecewa, aku marah, dan aku tidak menerima semua itu. Aku merasa seperti hanya dikasihani, namun setelah aku belajar lagi rupanya aku tidak marah atas kehadirannya. Justru aku marah kepada diriku sendiri karena mengapa aku begitu mudah untuk jatuh cinta.

Kini, aku hanya perlu menikmatinya saja. Tak perlu lagi marah kepada diri sendiri juga sih. Bukankah perasaan yang hadir itu merupakan suatu anugrah dari Allah? Dan aku tidak akan merasakan perasaan itu kalau Allah sendiri yang mengizinkannya bukan? Aku tidak merasa takut lagi kalau memang pada akhirnya kamu hanya singgah dalam kehidupanku.

Kehadiranmu dalam hidupku sudah sangat ku syukuri.

Maaf jika kemarin aku sempat marah

Maaf jika kemarin pun aku sempat merasa kecewa

Itu semua bukan karena kehadiranmu kok

Tapi ternyata ya karena aku udah menyimpan harapan duluan sama kamu

Sehat selalu orang baik :)

Terima kasih karena selalu hadir dan mendengarkan ceritaku. 


Cause there's something in the way you look at me

It's as if my heart knows you're the missing piece

You make me believe that there's nothing in this world I can't be

I never know what you see

But there's something in the way you look at me

(The Way You Look at Me - Christian Bautista)


Love

Ihat


Photo by Wallace Silva

Dear Diri Kecil,

Hi, kamu apa kabar? Ini aku dari masa depan, dari sosok dewasamu. Dari kemarin berseliweran terus ya, tentang bapak yang membonceng anak perempuannya. Bahkan sampai viral video seorang ayah di Jember menjual anak ODGJ jadi PSK, dengan video sedang dibonceng ayahnya menggunakan sepeda onthel. Kamu menangis, ketrigger gara-gara sepeda onthelnya kan? Kamu lagi kangen bapak ya? 

Aku tahu, bapak baik. Cuma bapak dulu emosian aja. Apalagi kalau udah ditekan sana-sini. Dan ya, aku yang selalu jadi sasaran amukannya. 

Aku inget banget, dulu waktu aku kecil aku juga sering dibonceng bapak naik sepeda onthel. Malam-malam, kemudian mamah hanya bisa mendorong dari belakang sepeda sambil berjalan. Rasanya waktu itu aku ingin turun saja, menemani mamah berjalan. Tapi aku belum faham, aku hanya duduk diam di atas jok belakang sepeda dengan perasaan yang memang aku tidak suka karena mamah harus berjalan cepat sembari memegang jok belakang sepeda dan sepeda tetap dikayuh bapak. 

Setiap berangkat sekolah TK, kalau tidak berjalan kaki sendirian ya diantar bapak naik sepeda. Bahkan kalau bapak mau mengecek barang dagangan keripik ke toko-toko atau minimarket terkadang aku selalu ngeyel ingin ikut. Sampai suatu ketika aku naik ke jok belakang sepeda itu terlalu kencang membuat miss-V aku sakit dan aku duduk sembari menahan rasa sakit itu. Apalagi tiap pipis, sakit banget. Aku gak berani bilang ke mamah atau bapak pada saat itu, karena aku takut dimarahi.

Atau aku harus melihat sendiri bapak yang tiap kali mau berangkat untuk mengecek barang dagangan ke toko atau ke minimarket dengan dus besar diletakkan di jok belakang sepeda kemudian diikat dengan karet panjang berwarna hitam agar tidak jatuh.

Sepeda itu pula yang dulu kadang membuat aku gengsi. Di saat teman-temanku yang lain sudah diantar menggunakan motor.

Tapi sungguh, aku bersyukur aras moment itu. Hanya aku yang merasakan moment itu paling lama dibandingkan adik-adikku yang lain. 

Setiap kali aku dibonceng bapak naik sepeda onthelnya itu, bapak selalu bilang,

"Nyepengan sing kuat." (Pegangan yang kuat).

"Kahade, sampeanna bisi lebet kana ruji." (Hati-hati, kakinya takut masuk jari-jari ban).

Atau kalau misalkan menemukan lubang di jalan, kemudian tanpa sengaja bapak melewatinya lalu aku menjerit, 

"Aw.."

"Nyeri henteu?" (Sakit enggak?)

Aku selalu bersyukur atas moment itu.  Di tengah kesulitan ekonomi, di tengah kendaraan motor yang pada saat itu masih menjadi barang mewah dan bisa dijadikan ajang pamer, Allah melalui bapak mengajarkan aku tentang arti kesederhanaan dan "kemewahan" versi-Nya. 

Dan kini, acap kali melihat bapak-bapak menggunakan sepeda onthel, rasanya aku jadi ingat bapak. Ingin sekali memeluknya pada saat itu juga dan mengatakan,

Terima kasih telah memberiku kenangan indah, yang berbeda dari yang lain.

Terima kasih karena dulu telah memilih hidup dalam kesederhanaan saar kemewahan mulai datang membanjiri dan orang-orang justru malah memaksakan diri.

I'm so proud of being your daughter. 

Kalau ada kesempatan, aku ingin mengulang kembali dibonceng bapak naik sepeda onthel. Mungkin nanti giliran aku yang bonceng bapak :)


Love,

Ihat


Newer Posts Older Posts Home

ABOUT ME

I'm a storyteller who could look back at my life and get a valuable story out of it. I'm trying to figure things out by writing. Welcome to my journey! Please hit me up hisolihat@gmail.com.

You are looking for...

  • ▼  2025 (21)
    • ▼  June (1)
      • Refleksi Catatan 16: Bukan Gagal, tapi Belum Diizi...
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2024 (44)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (10)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (4)
  • ►  2023 (30)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  May (13)
    • ►  April (5)
    • ►  March (1)
    • ►  February (5)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (30)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (4)
    • ►  March (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (8)
  • ►  2021 (15)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  July (4)
    • ►  June (1)

Thank You!

Friends

Get new posts by email:
Powered by follow.it

1minggu1cerita
BloggerHub Indonesia

Follow Me On Instagram

Translate

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template