Hi Solihat

Let me share with you here

  • Home
  • Contact Me

Kenapa pulang-pulang mukanya kusut?

Capek ya? 

Yuk duduk dulu, tarik nafas. 

Seharian ini bisa kamu lalui dengan baik bukan?

Walau aku tahu banget, tadi pagi kamu sempat malas bangun karena kamu tahu tadi adalah hari Senin. Hari yang selalu menakutkan untuk kamu, padahal saat kamu melaluinya ternyata tidak semenyeramkan yang ada difikiran kamu kan?

Berangkat pagi, pulang sore, seringnya malam masih mengerjakan kerjaan yang belum usai. Rutinitas yang dijalankan beberapa tahun terakhir ini. Pengen bilang capek, semua orang juga capek. Pengen berhenti, pengen lakuin apapun yang disuka... Cuma ya mikir lagi.  Dari hari ke hari butuh uang. Dan persoalan finansial kamu, udah kamu tanggung sendiri kan dari usia kamu 18 tahun? 

Tarik nafas... Pelan-pelan aja.

Tahu kok, hal yang sedang kamu jalani saat ini adalah mimpi kamu sedari kamu kecil. Kamu bahkan amat teramat sayang dan mencintai dunia kerjamu saat ini. Perasaan capek, lelah, gak selesai-selesai urusan pekerjaan, atau kadang kamu merasakan kekecewaan karena ada hal-hal yang di luar kendali. Gak apa-apa. Itu normal. Namanya juga kerja. 

Jadi apa sebenarnya yang sangat kamu inginkan pada saat ini?

Kamu butuh seseorang untuk bisa support kamu? Butuh seseorang yang bisa jadi pendengar setia cerita kamu tiap kali kamu pulang ke rumah? Bukan tempat kosong lantas bikin kamu malah bengong dan akhirnya nambah beban fikiran lagi karena larinya malah scrolling social media?

Sabar ya. 

Belum waktunya. Nanti juga kalau udah ada waktunya, orang yang selalu support kamu dan jadi pendengar baik kamu, akan hadir juga kok.

Mungkin saat ini, Tuhan pengen ngasih kamu space lebih buat diri kamu sendiri. Biar kamu lebih banyak spend your time with yourself sebelum nanti kamu kesulitan untuk bisa curi-curi waktu buat me time. 

Apapun keadaan kamu, kondisi kamu saat ini meski inginnya mengeluh, tetep ya tolong sisipkan ucapan syukur atas apapun yang udah Tuhan kasih ke kamu. 

Percaya deh, segala ketidaknyamanan sendirian ini pada akhirnya bikin kamu lama-lama kenal sama diri kamu sendiri dan kamu jadi sayang sama diri kamu sendiri. Asalkan kamu banyak mengajak diri kamu sendiri untuk ngobrol, deep talk. 

Gak apa-apa kalau obrolannya random juga. 

Gak apa-apa kalau ngobrolnya sendirian, emang lagi sama diri sendiri kan?

Put away your phone, listen to the your favourite song, start to talk with yourself both written or spoken. Just give yourself a space to think and to accept everything that happened to your life. 


Love,

Ihat

doc. pribadi

Untuk teman-teman yang kemarin tangannya sempat ku cengkram erat.

Bukan karena takut kotor atau manja, tapi memang setiap kali melihat jalanan curam atau melihat sesuatu dari ketinggian adalah hal yang paling aku takuti.


Meski beberapa kali diberi tahu untuk berpijak di sana dan di sini, tetap fikiran kacauku yang menguasaiku. Padahal saat aku memberanikan diri untuk percaya bahwa itu tidak berbahaya. Betul, itu tidak berbahaya. Dan aku selamat tanpa jatuh sekalipun. Dari sana aku baru mengetahui diriku sendiri bahwa ternyata alih-alih percaya pada orang lain ternyata aku lebih percaya pada fikiran burukku yang justru malah menyesatkanku. 


Atau mungkin ada yang beberapa kali mendengar aku bertanya, 


"Nanti jalannya curam lagi gak?"


"Nanti kita main air?"


Lalu dijawab, "Gak usah banyak nanya, jalani aja."


Aku terdiam mendengarkan jawaban itu. Jawaban yang menohok sekaligus membuatku berfikir, buat apa khawatir atas sesuatu hal yang nanti akan ada dihadapanmu? Kenapa kamu tidak menikmati hal-hal yang ada dihadapanmu saat ini? Menghawatirkan hal-hal yang menanti dihadapanmu justru malah membuatmu kehilangan moment untuk menikmati waktumu saat ini.


Atau ada beberapa orang yang menawari bantuan kepadaku di saat aku sungkan untuk meminta tolong. Dari sana aku belajar, tidak semua orang membenci hal merepotkan kok. Masih ada orang yang bersedia membantumu. Mereka bukan tidak mau membantumu, mungkin mereka tidak tahu kalau kamu itu butuh pertolongan karena kamu lebih memilih untuk diam saja dan asik sendirian seolah kamu bisa menghandle semuanya seorang diri. 








Love,

Ihat

Photo by Thiago Matos

Gak perlu lihat orang lain buat jadi perbandingan atas dirimu. Gak akan sama. Garis startnya juga udah berbeda.


Berat ya? 

Masih sanggup nanggung sendirian?

Kalau masih sanggup, gak apa-apa. 

Tapi kalau mau berbagi silahkan, cerita kamu siap didengarkan kok. 

Kenapa diam? 

Udah gak sanggup ya? 

Mau membuka dengan satu kata aja rasanya lidah kelu ya? 

Malah air mata yang berjatuhan.


Gak apa-apa. 

Kalau mau nangis, nangis aja. 

Sini, biar aku temani biar kamu gak merasa sendiri lagi.


Perkara ditolak, tidak diterima oleh sesuatu hal yang selama ini kita impikan memang akan menolehkan luka sendiri di hati. Lalu muncul perasaan kecewa, perasaan bahwa diri ini tidak layak, perasaan bahwa orang lain lebih dari kita.


Hei, udah. Stop. Kasian diri kamu sudah lelah untuk menghadapi kenyataan yang ada. Jangan terus disakiti dengan fikiran-fikiran dan ucapan yang aneh-aneh. Gak apa-apa kamu gagal hari ini, kamu ditolak hari ini. Karena apapun yang terjadi cukup hari ini saja bukan? 


Rasanya sakit ya ditolak? Ngerasa hari itu menjadi hari yang paling gagal dan kamu enggan untuk membuka mata kembali, untuk memulai hari. Buat apa? Bukanya udah ditolak ya?


Tapi hidup ya akan terus berjalan. Mau kamu suka atau tidak, waktu akan gak akan pernah berhenti hanya karena kamu lagi gak baik-baik aja.


Jadi, tetap dihadapi ya. Sambil peluk diri kamu sendiri, terus bilang,

"Gak apa-apa. Yang ditolak kan hanya rencana atau pendapat atau perasaan kamu. Hidup kamu enggak kok. Masih ada yang mau nerima dan sayang sama kamu. Kemarin belum tepat aja orang, tempat atau momennya." 


Love,

Ihat

Photo by Ylanite Koppens

Di tengah upaya untuk menyembuhkan dan mencintai diri sendiri selalu dan pasti selalu ada kerikil yang ikut turut serta mewarnai proses perjalanan ini.

Dari mulai cerita yang membuatmu cemburu untuk berada di posisinya.

Cerita yang kadang membuatmu kembali merasa kecil dan tak berarti.

Membuatmu kembali ingin menyalahkan diri sendiri.

Tapi...

Haruskah kamu kembali ke titik terendahmu lagi?

Mungkin kamu masih diuji dengan hal yang sama, tapi setidaknya kamu sudah mulai bisa menyikapinya dengan baik saat ini.

Tidak apa-apa.

Tidak apa-apa kalau kamu belum bisa menyikapinya dengan sangat baik. 

Apa yang sudah kamu lakukan sampai sejauh ini, aku bangga dengan prosesmu. 

Aku bangga dengan upaya yang sudah kamu lakukan untuk tidak lagi menyalahkan diri sendiri, tidak lagi menahan orang yang memang ingin pergi dari hidupmu. 

Kamu hebat!

Meski dalam hati ada rasa cemburu melihat ataupun mendengar cerita orang lain, ketahuilah. Kamu tidak sepenuhnya tahu tentang apa yang terjadi pada mereka. Bisa jadi hal yang mereka dapat saat ini, mereka harus membayarnya dengan menyerahkan hal lain yang kamupun belum tentu sanggup untuk bisa menerimanya.

Gak apa-apa. Gak harus buru-buru kok. Lagian mau ke mana sih?

Makasih ya karena di detik ini kamu sudah bisa lebih bijak dalam menghadapi rintangan hidup. 

Kamu gak perlu jealous sama kehidupan orang lain. 

Fokus sama hidup kamu sendiri.

Syukuri yang ada, perbaiki kesalahan yang pernah dibuat, lakukan yang terbaik, setelah itu serahkan segala urusan pada Sang Pencipta.

Janji. Senyum ya :) 

Jangan gantungkan rasa bahagia kamu kepada orang lain, tapi ciptakan rasa bahagiamu itu oleh dirimu sendiri.


Dear myself,

I'm so proud of you.

I love you :)


with love,

Ihat


canva.com


06 Mei 2013

Dear diary,

Hai diary! Sorry ya, udah beberapa hari gak suka nulis. Lagi banyak tugas dari sekolah. 

Sekarang aku udah gak mau lagi bahas mereka. Males! Lagi pula percuma mau marah-marah sama mereka. Gak ada gunanya. 

Tau kondisi kelas lagi gak baik-baik aja, ditambah dapet tugas dari OSIS buat handle satu acara. Ketuanya Farhan, sekretarisnya Tita. Tita yang panikan, apa-apa dibuat ribet. Mana sering ngelangkahin ketua. Dan barusan aja, tanpa diduga si Farhan telfon aku. Bela-belain beli pulsa lagi gegara pulsa sebelumnya gak cukup. Dia curhat soal kelakuan Tita yang menyebalkan, bikin wibawa dia sebagai ketua gak ada harganya. 

Selama dia nelfon, yang ada difikiran aku cuma satu.

Dia pacarannya sama si Tiyas, kenapa untuk urusan beginian harus curhat ke aku? Harusnya ke pacarnya kan? Iya kan? 


Lia

 

canva.com



3 Mei 2013

Dear diary, 

Hai diary! Sorry kemaren gak nulis. Malam juga enggak. Habisnya males plus ngantuk. 

Huhuuu, si Tiyas tambah ngelunjak! Gila tu orang. Di saat aku ingin mengakhiri semuanya eh malah dia and the genk yang ngajak ribut!

Tau gak? Kemarin hari Rabu seluruh siswa harus piket bersih-bersih di tempat yang sudah ditentukan oleh kakak OSIS.  Aku kan bagian piket bersihin perpustakaan. Begitu aku balik dari perpus dan hendak mau ke kelas buat ngambil sapu karena sapunya kurang, aku lihat ada sepatunya Tiyas nongkrong di depan kelas. Pas aku lihat dari balik jendela kelas, ternyata di kelas itu cuma ada Tiyas sama Farhan lagi ngobrol! Mereka berdua di kelas! Aku memberanikan diri aja masuk ke kelas dan mereka langsung bubar gitu aja. Aku gak peduli dengan adanya mereka di kelas. EGP! Dan setelah itu aku keluar kelas, pura-pura gak lihat mereka aja. 

Terus pas aku lagi nyapu teras perpus, sekonyong-konyong ada orang lewat tanpa permisi. Begitu aku mengangkat wajahku dan melihat siapa yang lewat tanpa permisi padahal lantai lagi disapu adalah TIYAS! Helloo!!! Nyelonong aja seenak jidat! Gak punya mata apa?!

Tadi pagi aja aku udah males lihat dia, mana si Farhan gak punya malu. Si Farhan malah nanyain tugas Ekonomi ke aku dan pas aku lirik ke arah Tiyas, dia langsung mendelikkan mata. Kesel ya? Atau jangan-jangan cemburu? HAHAHAHAHAAA!


Lia

Newer Posts Older Posts Home

ABOUT ME

I'm a storyteller who could look back at my life and get a valuable story out of it. I'm trying to figure things out by writing. Welcome to my journey! Please hit me up hisolihat@gmail.com.

You are looking for...

  • ▼  2025 (25)
    • ▼  July (2)
      • Refleksi Catatan 20: Lingkungan Baru dan Perasaan ...
      • Refleksi Catatan 19: I'm Still His Little Girl
    • ►  June (3)
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2024 (44)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (10)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (4)
  • ►  2023 (30)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  May (13)
    • ►  April (5)
    • ►  March (1)
    • ►  February (5)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (30)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (4)
    • ►  March (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (8)
  • ►  2021 (15)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  July (4)
    • ►  June (1)

Thank You!

Friends

Get new posts by email:
Powered by follow.it

1minggu1cerita
BloggerHub Indonesia

Follow Me On Instagram

Translate

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template