Hi Solihat

Let me share with you here

  • Home
  • Contact


Photo by Oleksandr P

Rasanya ada sesuatu yang aneh dengan diriku.

Sudah hampir dua bulan lebih ini aku mengalami gangguan tidur. Mata terpejam tapi fikiran masih berputar-putar. Tak jarang membuat aku terbangun dan sulit untuk membuat mata terpejam. Atau jika pada akhirnya aku tertidur, tetap aku akan terbangun dengan nafas tersegal-segal karena mimpi buruk yang kerap datang menghantui. Bahkan beberapa kali jantungku berdebar seperti sehabis olahraga lari. 

Jadi selama dua bulan lebih ini perihal tidurku aku hanya diberi dua pilihan:

1. Aku akan terus terjaga dan sulit memejamkan mata;

2. Mata terpejam tapi fikiran masih berlarian;

3. Bisa tidur tapi pada akhirnya aku akan bermimpi buruk dan bangun dengan keadaan tubuh capek disertai dengan nafas tersegal-segal.

Sayangnya, pada saat aku hendak meminta bantuan profesional aku merasa seolah aku diejek oleh dokter umumnya lantaran alasanku seperti itu karena stress bekerja. Aku meminta dengan baik bahwa aku ingin pergi konseling, tapi dokter itu tidak berkata apapun dan hanya memberikan aku obat agar aku bisa tertidur. 

Aku kesal bukan main karena pada saat daftar aku meminta untuk pergi ke bagian konseling. Sambil mengantri obat rasanya aku kecewa, merasa dikecilkan, dokternya pun menyebalkan karena dengan mudahnya dia menganggap enteng hal yang selama ini mengangguku: jam tidur. 

Setibanya di apotek, apoteker itu kemudian bertanya kenapa aku diberi obat tidur. Pada awalnya aku hanya menjawab dengan senyum, namun pada akhirnya aku tak bisa menahan air mataku. 

"Tempat terbaik untuk bercerita adalah kembali kepada keluarga. Karena keluarga yang paham kondisimu saat ini. Atau Teteh bisa cerita semuanya tanpa merasa dihakimi kepada Dzat yang menciptakan Teteh. Siapa yang menciptakan Teteh?"

"Allah," jawabku lirih. 

"Bukannya gak boleh ke psikolog, cuma tetap yang paling bisa memahami kondisi Teteh saat ini adalah keluarga Teteh."

Aku terdiam. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan ucapan si apoteker ini. Qadarullahnya dia ngomong sama aku yang memang hubungan aku dengan keluarga baik-baik saja. Bagaimana jika kondisi hubungan aku dengan keluarga aku tidak baik-baik saja? Mungkin aku akan tambah marah.

Begitu sampai di rumah, aku menangis tak karuan di depan Ibu dan Bapak ku. Rasanya seluruh kekesalan, kekecewaan, uneg-uneg, marah, bersatu padu. Meski aku bisa bercerita kepada mereka, tetap saja ada the dark side yang aku sembunyikan.

Selama dua bulan lebih ini pula, aku pernah menangis sejadi-jadinya tanpa alasan yang jelas hingga pikiran mulai mengarahkan aku untuk self-harm. Aku sudah ingin mengambil benda itu, sempat terbersit kayaknya enak juga bikin luka di tubuh untuk meredakan perasaan kacau ini... Tapi niat itu aku urungkan kembali dan sebisa mungkin aku lawan perasaan itu dengan istighfar, mencoba mengingat Allah walau keadaan aku kacau balau dengan kondisi aku sendirian di kosan. 

Dan pikiran itu terjadi sudah dua kali. 

Dan ternyata... Melawan pikiran itu saat pikiran itu datang sungguh luar biasa sulit. Aku seperti kehilangan diri sendiri. Aku seperti tak mengenal diriku sendiri. 

Itulah mengapa alasanku mulai pergi untuk mencari bantuan profesional. Sayangnya di tempat itu aku harus diarahkan ke dokter umum dulu berkaitan dengan tidurku berantakan dan pada saat diperiksa dia malah menganggap remeh kata "stress kerja" yang aku sampaikan. Yang pada akhirnya aku tidak diarahkan ke ruang konseling. MENYEBALKAN!

Dear kamu,

Siapapun kamu, profesi apapun yang kamu jalani saat ini jika kamu mendapati seseorang yangs sedang terpuruk tolong jangan men-judge atau menganggap remeh hal yang sedang dia alami. Karena kamu belum tentu sekuat orang yang sedang menghadapi ujian itu. Belajar mendengarkan. Mendengarkan saja tanpa harus menghakimi. 


Love,

Ihat

Photo by Aaron Burden


Hai..

Gimana kabarnya? 

Capek? Gak nyaman? Kecewa? Lagi gak faham sama keadaan yang lagi Allah kasih?

Tidur juga gak nyenyak karena fikiran main terus ya?

Sini, aku peluk. 

Gak apa-apa. Gak apa-apa banget kamu merasakan perasaan itu semua. Wajar. Rasain aja dulu perasaan gak nyaman itu. Rasa capek, kecewa, dan perasaan bingung yang menghampiri kamu. 

Gak apa-apa kalau pada akhirnya kamu tetep gak dapet kepercayaan itu. 

Meski gak nyaman dan merasa tak dihargai keberadaannya, kamu tinggal milih.

Tetap memilih baik meski tak dianggap atau berubah menjadi apatis hanya karena tak mendapatkan pengakuan?

Kalau ingat Kakakku kelas dulu pas zaman SMP pernah bilang gini,

Give the best because of Allah.

Ternyata pada praktiknya susah ya. 

Kamu yang pada dasarnya helper tetiba harus menjadi apatis, tetep aja kan yang terjadi adalah kamu yang sigap dan mau aja bantu orang lain? 

Karena perkara kepercayaan dan dianggap adalah di luar kendali kamu, sementara yang bisa kamu kendalikan hanya apa yang bisa kamu lakukan dan intention kamu, maka dari itu pada akhirnya kamu tetap memilih baik kan? 

Mulai hari ini diubah lagi niatnya, ditata lagi hatinya. Kalau nyari kepercayaan manusia dan pengakuan capek. Jadi sekarang kamu harus belajar itu effort the best thing as much as you can because of Him. Dijamin kamu gak akan pernah merasa capek. 

"He is the One Who created death and life in order to test which of you is best in deeds. And He is the Almighty, All-Forgiving." (QS. Al-Mulk: 2)

Giman udah jelas kan atas firman-Nya?

Kalau gagal terus gak sesuai ekspektasi gimana?

Diingat lagi, tugas kita sebagai khaliq-Nya sampai mana?

"And that each person will only have what they endeavoured towards. And that 'the outcome of' their endeavours will be see 'in their record', then they will be fully rewarded, and that to your Lord 'alone' is the ultimate return 'of all things'. (QS. An-Najm: 39)

Nah udah dijawabnya pakai ayat Al-Qur'an tuh. Gimana masih mau khawatir soal hasil?

Belajar untuk put your trust in Him. 

"Say, 'O Prophet, that Allsh says, "O My Servant who have exceeded the limits againts their souls! Do not lose hope in Allah's mercy, for Allah certainly forgives all sins. He is indeed the All-Forgiving, Most Merciful." (QS Az-Zumar: 53)

Sini aku peluk lagi.

Gak apa-apa banget, gak apa-apa. Wajar kamu capek, lelah, kecewa. Rasakan dulu perasaan itu, kalau udah tenang sujud dan minta ampun sama Allah kalau-kalau selama ini intention kamu udah melenceng.

Senyum ya. 

Remember one thing,

"Moreover, He is the One Who brings about joy and sadness." (QS. An-Najam: 43)

Mungkin karena merasa unseen atau invisible kan? Yang biasanya diup terus, apa-apa dapat pengakuan, pujian tiba-tiba jadi merasa uselees, gak diandalkan lagi? 

Kamu tersenyum seolah faham semua perasaan yang hadir itu.

Intinya kamu masih haus akan pengkuan. Diubah sekarang niatnya lagi. Kalau pada dasarnya kamu adalah helper, tentu gak akan nyaman saat harus menjadi apatis. Karena pada akhirnya kembali lagi pada diri kamu sendiri, mau tetep jadi orang baik terlepas dapat pujian atau enggak, atau mau sekalian jadi orang jahat aja?

Dan sore itu aku banyak merenung. 

Ternyata memilih menjadi orang baik tanpa embel-embel apapun dengan intention because of Allah itu berat ya, tapi pada akhirnya hatimu tetap tenang karena kamu udah gak berharap apapun sama manusia kan?


Love,

Ihat


Newer Posts Older Posts Home

Thank You!

You are looking for...

  • ►  2025 (15)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ▼  2024 (44)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (10)
    • ▼  September (2)
      • Belajar Mendengarkan
      • Do The Best Thing Because of Allah
    • ►  August (6)
    • ►  July (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (4)
  • ►  2023 (30)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  May (13)
    • ►  April (5)
    • ►  March (1)
    • ►  February (5)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (30)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (4)
    • ►  March (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (8)
  • ►  2021 (15)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  July (4)
    • ►  June (1)

Friends

Community

Community

Subscribe Us

1minggu1cerita
BloggerHub Indonesia Logo Komunitas BRT Network

Featured post

Don't Worry. Don't Think Too Much.

Photo by Cup of Couple Dear you, I wanted to take a moment to express that I'm filled with gratitude for you and the incredible influen...

Translate

Copyright © 2016 Hi Solihat. Created by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates