Hi Solihat

Let me share with you here

  • Home
  • Contact
Photo by Rohan Nathwani

Kamu harus belajar memaafkan.

Memaafkan atas kealfaan orang tuamu dalam mendidik dan membesarkanmu

karena kaupun belum tentu bisa sekuat mereka dalam menghadapi ujian hidup.

Memaafkan orang-orang yang menyakitimu, 

bisa jadi karena ada perlakuanmu yang tanpa disengaja menyakiti mereka.

Memaafkan mereka yang hanya memanfaatkan kebaikanmu, kelebihanmu.

Memaafkan mereka yang pernah mencaci makimu, merendahkanmu, lalu meninggalkanmu.

Wahai diri, perluas maafmu atas hal yang pernah terjadi padamu.

Terima apapun yang hadir padamu baik dan buruknya. 

Libatkan Tuhanmu dalam menentukan pilihan.

Cukup hanya untuk ditengok bukan untuk diratapi apalagi disesali

Karena yang terjadi kemarin sudah menjadi lembaran sejarah hidupmu.

Jika esok masih tak berpihak padamu, tak apa.

Proses belajar. Kamu diminta untuk lebih sabar dan ulet lagi

One day  berkat kerja keras dan doa yang kamu panjatkan 

Tuhan pasti akan mengabulkannya.

Belajar untuk percaya dan tidak merasa cemas lagi atas apa yang telah digariskanNya

Kamu hanya perlu menjadi hamba yang taat dan jauhi maksiat.

Ingat sejauh-jauhnya kamu meninggalkan-Nya

Bukankah Dia tidak pernah mengecewakanmu?


Ihat


Photo by Meruyert Gonullu

Sepulang kerja, aku memutuskan untuk membeli fried chicken di depan komplek untuk menu makan malam. 

"A mau beli yang dada, satu. Berapa?" kataku sopan sambil berusaha melihat harga yang terpampang di kaca roda.

"Ibu ini padahal udah sering beli masih aja nanya harganya berapa," kata si penjualnya dengan nada ketus membuatku mengerutkan kening. Agak lola emang aku pada saat itu. "Sebelas ribu," katanya lagi sambil menyerahkan ayam yang aku minta. 

Sementara otaku masih berfikir keras. Sebegitu seringnyakah aku beli fried chicken ini? Sampai si penjual ini hafal banget sama muka aku? Batinku. 

Aku menyerahkan uangnya tanpa berkata apapun kemudian balik kanan untuk  pulang dengan fikiran yang masih bekerja keras, sesering itukah aku? 

Kemudian aku ingat, kalau seringkan berarti hampir setiap hari ya? Lha aku kan kalau beli paling satu bulan sekali, gak tiap minggu juga apalagi tiap hari?

Tiba-tiba rasa kesal itu muncul dalam hati. 

"Emangnya kerjaan aku ngafalin harga ayam itu?" 

"Emangnya tiap beli aku akan terus ingat harganya berapa? Ya kalau dia jualannya cuma satu item aku juga bakal ingat harganya kali!"

Perjalanan pulang ke kosan penuh dengan pertikaian batin. Beruntung aku lola dalam mengartikan ucapannya tadi. Gak kebayang kalau aku 'ngeh' pada saat itu bisa-bisa adu mulut. 

Hingga akhirnya akupun malas kalau harus beli lagi ke sana. Mana jutek, nge gas lagi ngomongnya. Huhuuu. 

Sesampainya di kosan, aku menarik nafas panjang. Belajar untuk merefleksi diri atas apa yang terjadi. Memposisikan diri sebagai pedagang membuat aku tersadar bahwa sebagai penjual atau pedagang harus ramah dalam melayani pembeli. Jangan sampai hal-hal yang seharusnya tidak perlu dikomentari malah dikomentari. Perkara harga kan tidak setiap orang  bisa mengingatnya dengan baik. Mana aku gak sering banget belinya. Kalau tiap hari beli ya wajar dikomentari begitu. Pengen sumpah serampah tapi ya sudahlah. 

Kapok deh jadinya gak mau beli lagi ke sana. 

Aku jadi inget sama Ibu yang suka jualan seblak, nah kalau ke si ibu yang satu ini aku kehitung sering jajannya dibanding ke yang jualan chicken itu. Tiap mau bayar aku selalu memastikan bahwa harganya segitu.

"Bu, tiga belas ribu kan ya?"

"Iya betul Teh, tiga belas ribu aja."

Sering sekali aku berkata seperti itu tiap kali beli. Tapi si Ibu gak pernah marah-marah tuh, menanggapinya dengan santai dan rumah.

Ya sorry aja aku bandingkan. Lagi pula perlu banget menjaga attitude di depan pelanggan. Bayangin aja kalu ada di posisi aku gimana? Heuhh!







Photo by Evie Shaffer

Sudahlah beberapa hari ini Bandung diguyur hujan, ditambah perasaan aku tak karuan. Antara ingin marah, tapi kepada siapa aku marah? Merasa kecewa, lantas harapan apa yang pernah ku buat? Ingin menangis, tapi aku bingung hal apa yang bisa membuatku menangis?

Rasanya tawaku hanya topeng belaka. Menutup rasa kekacauan yang mungkin orang lain tak bisa melihatnya. Sampai pada suatu hari, aku ketahuan sedang melamun di tengah-tengah keramaian. Dipanggil pun aku tak menyahut, hingga entah panggilan ke berapa baru aku bisa sadar dan menoleh. 

Keesokannya sungguh, perasaan aku semakin kacau. Akupun bingung dengan perasaan ini. Perasaan yang sudah kuterima tetapi aku kebingungan sendiri karena aku sungguh tidak mengenalnya. Sampai pertanyaan itupun terlontar dari rekan kerjaku,

"Kamu gimana kabarnya?"

Pertanyaan umum tapi justru malah membuat aku tersentak mendengarnya. Cukup beberapa detik untuk aku bisa mencerna pertanyaannya itu.

"Alhamdulillah baik." Jawabku pendek sembari memalingkah wajah. 

"Akhir-akhir ini sepertinya kamu banyak murungnya. Tidak seperti biasanya."

Cukup membuatku lebih tersentak lagi dengan pengakuannya itu. Sekilas aku melihat wajahnya, aku jawab dengan seadanya sambil menundukkan wajah.

"Ah, enggak. Biasa aja kok."

"Yakin baik-baik aja?"

 "Iya, baik." Jawabku tetap menunduk lantas menjauh dari rekan kerjaku itu dan mengalihkan pembicaraan dengan topik lain.

Aku terus mencari-cari alasan atas perasaanku yang berkecamuk ini. 

Ada apa ya? Ingin memaki, tapi siapa dan apa yang bisa aku maki? Berkali-kali malam datang dan aku menangis tetap saja perasaan ini masih saja menetap dan enggan memberiku jawabannya.

Terkadang aku menerka-nerka. Apa jangan-jangan karena janji yang pernah dibuat lantas diingkari bahkan dilupakan begitu saja?

Apa iya itu?

Kalaupun iya berarti aku sudah salah kembali dalam menaruh harap.

Harapan yang seharusnya aku sandarkan kepada sang Maha Pencipta bukan kepada ciptaan-Nya. 


Love
Ihat



Photo by Ylanite Koppens


Liburan semester sudah berakhir dan aku sudah kembali lagi bekerja pada hari ini. Di saat yang lain masih merasakan liburannya, aku sudah kembali harus memikirkan pekerjaan. Udahlah satu minggu kemarin list liburan yang sudah aku tulis dan rencanakan berantakan karena qadarullah aku sakit. Hampir lima hari aku hanya bisa berdiam diri, tiduran di kasur sambil menahan rasa sakit di gusi. Sempat diperiksa ke Puskesmas terdekat dan dokter mendiagnosis Chronic Periodontitis yang intinya adalah infeksi gusi. Rasanya nyut-nyutan dan benar-benar selama empat hari berturut-turut aku tidak bisa tidur pulas. Selalu saja terbangun saat rasa sakit itu menyerang.

Selama aku sakit kemarin, selain harus menahan rasa sakit yang tak tertahankan aku juga mencoba merenung. Barangkali ada hal yang selama ini yang tak bisa aku jaga sehingga aku harus merasakan rasa sakit ini. Dan yup! I realized bahwa minggu-minggu sebelum libur itu aku kurang minum air putih, jarang makan buah dan sayur seringnya malah beli minuman manis dan makanan pedas. Ok, I admit that I was wrong. 

Kemudian ada juga hal yang aku lupa lakukan sebelum libur kemarin itu. Saat aku menyusun planning liburan itu aku lupa untuk mengatakan kata insha allah. Selama proses menyusun planning itu fikiran aku udah seneng aja gitu, membayangkan bahwa aku sudah berada di tempat yang ingin aku tuju dan lupa bahwa kemampuan manusia hanya bisa merencanakan sementara Allah lah yang akan menentukan. 

Dari kedua hal tersebut aku jadi belajar untuk bisa menjaga kesehatan dan selalu melibatkan nama Allah di setiap planning yang kita buat. Biar pas gak terlaksananya kita tidak merasa kesal dan menggerutu karena di awal sudah menyakinkan diri bahwa kita sebagai manusia sekali lagi hanya bisa merencanakan.

Love,
Ihat





Newer Posts Older Posts Home

Thank You!

You are looking for...

  • ►  2025 (15)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ▼  2024 (44)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (10)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ▼  January (4)
      • Dia yang Tak Pernah Meninggalkanmu
      • Ingin Sumpah Serapah tapi ya Sudahlah!
      • Perasaan yang Berkecamuk
      • Manusia Hanya Bisa Merencanakan
  • ►  2023 (30)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  May (13)
    • ►  April (5)
    • ►  March (1)
    • ►  February (5)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (30)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (4)
    • ►  March (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (8)
  • ►  2021 (15)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  July (4)
    • ►  June (1)

Friends

Community

Community

Subscribe Us

1minggu1cerita
BloggerHub Indonesia Logo Komunitas BRT Network

Featured post

Don't Worry. Don't Think Too Much.

Photo by Cup of Couple Dear you, I wanted to take a moment to express that I'm filled with gratitude for you and the incredible influen...

Translate

Copyright © 2016 Hi Solihat. Created by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates