Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2025

Refleksi Catatan 83: Let People Have Their Space

What would you say if you could tell every single person in the world just one thing? This morning, I got that question from 101 Essay that will Change the Way You Think written by Brianna Wiest If I could tell every single person in the world just one thing, I would say: “Let people have their space. Let them have their own time.” There are many people in this world who can respect our choices. For example, when someone needs a moment alone or wants to sit quietly in a corner, others simply let them be without asking too many questions. They understand that needing space doesn’t mean pushing people away. But in my case, it’s different. When I take a step back or sit alone for a while, people around me think I’m avoiding them because I’m upset or I hate them. They misunderstand my silence. And in the end, I’m forced to sit in the same room again, pretend everything is fine, and ignore my own need for breathing space. I don’t like that feeling. Why is this person so bossy? Why does...

Bab 2: Pesan-Pesan Dulu

Nadia: Kak, kalau FB kakak itu Reza Pratama bukan nama profilnya? Reza: Yap! 100 buat Nadia.  Nadia tersenyum bahagia sembari memeluk gulingnya erat. Semenjak berkenalan dengan Reza itulah hari-hari Nadia terasa seperti musim semi setiap hari. Ringan, hangat, dan penuh kejutan kecil.  Reza: Jadi Nadia suka sama siapa nih? Nadia: Ah itu mah secret dong. Hahaa. Reza: Ayo dong, nanti sama Kakak dibantu kalau Kakak tahu orangnya.  Nadia: Nggak ah, nanti juga Kakak tau sendiri.  Atau mungkin pesan yang dibuka Nadia setelah Nadia pulang sekolah. Reza: Udah pulang? Gimana tadi sekolahnya? Seru gak? Ketemu sama orang yang disuka gak? Pesan-pesan itu datang hampir setiap hari.  Sampai suatu hari di sore yang cerah saat Nadia tengah mendengarkan radio dan menunggu request- annya dibacakan, ponsel Nokianya berdering. Tanda SMS masuk.  Reza: Nad, lagi apa? Nadia: Lagi dengerin radio. Kakak sendiri lagi apa? Reza: Lagi nonton Persib.  Nadia membiarkan SMS itu terbu...

Refleksi Catatan 82: Mau Jadi Apa?

Photo by daniyal gh Di kehidupan berikutnya kamu mau jadi apa? Aku dapat pertanyaan ini dari buku Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya yang ditulis oleh dr. Andreasa Kurniawan, Sp.KJ.  Kalau dipikir-pikir, dalam Islam setelah mati memang ada kehidupan selanjutnya, yaitu akhirat. Jadi, sebenarnya pertanyaan ini mungkin tidak terlalu relevan ya. Tapi baiklah, kalau seandainya ada “kehidupan berikutnya” dalam arti lain, aku ingin menjadi… burung. Kenapa burung? Karena aku ingin merasakan bagaimana rasanya benar-benar bebas. Terbang ke sana kemari tanpa batas, tanpa banyak hal yang mengikat. Melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Dari atas pohon, dari tanah, dari atap rumah. Menyaksikan matahari terbit dari ketinggian. Menikmati angin yang menyentuh tubuh tanpa harus memikirkan apa-apa. Sepertinya menyenangkan sekali menjadi burung. Kadang aku membayangkan, betapa tenangnya hidup jika bisa berpindah tempat hanya dengan mengepakkan sayap. Engg...